Jakarta, MISTAR.ID
Kepala Divisi Propam Polri Irjen Pol. Abdul Karim memastikan bahwa penanganan kasus dugaan penembakan siswa oleh polisi di Semarang dilakukan secara transparan. Ia menyatakan bahwa semua proses penanganan kasus ini melibatkan pihak eksternal dan tidak ada yang disembunyikan.
“Yang penting semua (penanganan) kita transparan. Melibatkan eksternal. Tidak ada yang ditutupi,” ujar Abdul Karim, Kamis (28/11/24), di Jakarta.
Tim Propam Polri bersama Itwasum Polri telah turun tangan memberikan asistensi dalam penanganan kasus tersebut. Abdul Karim memastikan bahwa pihaknya tengah mengumpulkan dan menganalisis bukti-bukti yang ada.
“Lagi mengumpulkan bahan. Itu nanti kita update. Setelah bahannya terkumpul, dievaluasi, dan dianalisa, baru kami sampaikan,” tambahnya.
Kasus ini bermula pada Minggu (24/11/24) dini hari, ketika seorang siswa kelas XI SMKN 4 Kota Semarang, berinisial GRO, dilaporkan meninggal dunia akibat dugaan luka tembak senjata api.
Baca juga:Â Polisi Diduga Tembak Siswa SMK di Semarang
Korban, yang berasal dari Kembangarum, Kota Semarang, diduga terlibat dalam tawuran antargangster di wilayah Simongan, Semarang Barat. Polisi yang berusaha melerai tawuran tersebut terpaksa membela diri dengan menembakkan senjata api.
Korban yang telah dimakamkan di Sragen pada Minggu siang diduga merupakan bagian dari kelompok tawuran tersebut.
Pada Rabu (26/11), oknum polisi yang diduga melakukan penembakan, berinisial R, sudah ditahan dan ditempatkan dalam penahanan khusus selama 20 hari. R akan menjalani sidang etik atas tindakan berlebihan yang dilakukannya.
Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol. Artanto, menjelaskan bahwa penyelidikan terhadap tindakan R dilakukan oleh Direktorat Reserse Kriminal Umum bersama Bidang Propam Polda Jawa Tengah, dengan asistensi dari Mabes Polri.
Ia menegaskan bahwa proses hukum terhadap kasus ini akan dilakukan sesuai dengan fakta yang ada dan dengan tingkat transparansi yang tinggi. (ant/hm25)
