13.7 C
New York
Saturday, May 4, 2024

Mantan Dirjen Dagri Kemendag Jadi Saksi Sidang Migor KPPU

Medan, MISTAR.ID

Mantan Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (Dirjen Dagri) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Oke Nurwan hadir sebagai saksi. Yakni pada Sidang Majelis Pemeriksaan Lanjutan dalam Perkara No 15/KPPU-I/2022 tentang Dugaan Pelanggaran Pasal 5 dan Pasal 19 huruf c Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 dalam Penjualan Minyak
Goreng Kemasan di Indonesia di Kantor Pusat KPPU Jakarta, Jumat (13/1/23).

Dalam persidangan, Oke yang saat ini merupakan Tenaga Ahli Bidang Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, menjelaskan bahwa pemerintah melalui Permendag No 6 Tahun 2022 tentang Penetapan Harga Eceran Tertinggi Minyak Goreng Sawit bertugas menjaga
stabilitas dan kepastian harga minyak goreng sawit, serta keterjangkauan harga minyak goreng sawit di tingkat konsumen. Saat itu, pemerintah sudah mengantisipasi kenaikan harga CPO dunia dalam pengambilan kebijakannya.

“Pemerintah sudah mengantisipasi kenaikan harga CPO dunia dan merancang beberapa skema yang dapat dilakukan pada jangka waktu 6 (enam) bulan, antara lain membayar selisih harga, melakukan mekanisme DPO (Domestic Price Obligation) dan DMO (Domestic
Market Obligation) apabila harga di atas Rp15.000/liter, dan menurunkan porsi konsumsi biodiesel,” jelas Oke dalam rilis KPPU.

Baca juga: Minyak Goreng Langka karena Dijual ke Industri dan Diselundupkan

Kemendag menganalisa bahwa kenaikan harga minyak goreng murni karena kenaikan CPO dunia. Dalam paparannya, Oke menjelaskan dalam menekan harga minyak goreng, pemerintah menyiapkan minyak goreng kemasan sederhana sebagai pengganti minyak goreng curah dan menetapkan harga minyak goreng premium sebesar Rp14.000/liter. Harga minyak goreng curah tidak diatur oleh pemerintah karena harganya menyesuaikan dengan harga minyak goreng premium.

Namun dikarenakan panic buying masyarakat, terjadi kelangkaan minyak goreng. Oke juga memaparkan adanya tiga lapis proses distribusi DMO minyak goreng yang disebut D1, D2, dan D3. D1 adalah distributor besar, D2 adalah subdistributor, dan D3 adalah agen migor yang biasa dijumpai di dekat pasar tradisional. Ketersediaan minyak goreng di bulan Januari sampai dengan Mei 2022 tidak bermasalah di level D1.

Terjadi gangguan produksi di canola, dan rantai distribusi dari produsen ke konsumen (yakni perdagangan umum dengan perdagangan melalui distributor). Oke juga menjelaskan bahwa kelangkaan minyak goreng juga terjadi di dunia.

Baca juga: Minyak Goreng Langka, Kadiskop Siantar: Distributor Satukan Standar Harga

Tidak hanya minyak berbasis sawit, minyak yang digunakan di Eropa (seperti canola dan sunflower) pun mengalami kenaikan harga bahkan kelangkaan. Situasi ini juga diperburuk karena invasi Rusia ke Ukraina. Dimana Rusia merupakan salah satu produsen sunflower oil dunia. (anita/hm09)

Related Articles

Latest Articles