Ia pun mengatakan, dari kesaksian ahli yang memberikan keterangan yang paling penting adalah keterangan ahli fisik dari Teknik Sipil USU.
“Jadi dari serangkaian keterangan saksi fakta hingga saksi ahli yang paling penting adalah ahli fisik (konstruksi), karena ahli kerugian keuangan negara dari BPKP selaku auditor, itu adalah konversi dari ahli fisik,” lanjutnya.
Baca Juga: Parlindungan Butarbutar, Tersangka Baru Kasus Tipikor Galvanis Siantar Segera Disidang di PN Medan
Sebab, sambung Symon, ahli fisik menjelaskan ambruknya jembatan dan gorong-gorong galvanis berdasarkan perhitungan yang rinci.
“Mereka hitung bahwa tidak ada fondasi dalam, mutu beton dikurangi, yang kemudian tapak fondasi menjadi ambruk. Itu yang kemudian dalam pekerjaan struktur dikatakan ambruk oleh karena fondasi tidak ada dibuat,” sambungnya.
Lebih lanjut, Symon menjelaskan, tapak fondasi diletakkan asal-asal saja alias tidak masuk ke dalam tanah.
