“Lalu penanganan berikutnya kita sudah turunkan personel dan dilanjutkan oleh kawan-kawan di Kabupaten, tapi memang masalahnya disitu. Traffic (lalu lintas) barang galian C cukup tinggi disitu, satu sisi akses cuman itu untuk angkutan barang kan,” tambah Agustinus.
Agustinus juga mengakui jika kondisi jembatan sebelumnya sudah mengalami kerentanan. Berbagai upaya seperti pembatasan dan pengawasan sudah dilakukan.
“Waktu itu memang kondisi jembatan sudah kritis juga, termasuk di bagian sisi permukaan jalan, secara konstruksi judah sudah sangat rentan bagian bawahnya, makanya kita buat pembatasan, kita sudah rapat dengan DPRD Langkat juga terkait itu,” ujarnya.
“Maksud kami dari dulu itu truk-truk ini dialihkan, ke akses yang lain, tapi ternyata kurang lebih sama, ada akses yang juga terbatas untuk dilalui untuk truk-truk itu. Jadi muncullah penguatan dari pihak ketiga seperti pengusaha, dari dinas PUPR juga, jadi sudah ada upaya-upaya yang kami buatlah sebelumnya,” pungkasnya. (Iqbal/hm20)
