10.6 C
New York
Sunday, April 28, 2024

Yield Treasury Turun, Saatnya Rupiah Gebuk Dolar AS

Jakarta, MISTAR.ID

Nilai tukar rupiah berakhir stagnan melawan dolar Amerika Serikat (AS) di Rp 14.400/US$ pada perdagangan Selasa kemarin, setelah sempat melemah 0,28% di awal sesi.

Sementara itu pada perdagangan hari ini, Selasa (23/3/21) rupiah berpeluang menguat melihat yield obligasi (Treasury) AS yang turun cukup tajam awal pekan kemarin. Yield Treasury tenor 10 tahun kemarin turun 5 basis poin ke 1,682%.

Kenaikan yield Treasury AS hingga ke level tertinggi sejak Januari 2020 lalu menjadi pemicu utama pelemahan rupiah dalam 5 pekan beruntun. Sepanjang pekan lalu rupiah membukukan pelemahan 0,14% dan berada di level terlemah 4 bulan.

Baca Juga: Yield Treasury Turun Lagi, Saatnya Rupiah Gebuk Dolar AS!

Secara teknikal, rupiah kini berada di atas rerata pergerakan (moving average) MA 200 hari, sebelumnya juga sudah melewati MA 50 (garis hijau), dan MA 100 (garis oranye). Artinya rupiah kini bergerak di atas 3 MA sehingga tekanan menjadi semakin besar.

Meski demikian, Selasa (9/3/2021) rupiah yang disimbolkan USD/IDR membentuk pola Shooting Star. Pola ini merupakan sinyal pembalikan arah, artinya USD/IDR berpotensi bergerak turun dengan kata lain rupiah berpeluang menguat.

Potensi penguatan rupiah diperbesar oleh indikator stochastic berada di wilayah jenuh beli (overbought).

Baca Juga: Awal Pekan, IHSG dan Rupiah Mengalami Pelemahan

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Stochastic yang sudah berada di wilayah overbought dalam waktu yang cukup lama membuka ruang bangkitnya rupiah.

Target penguatan pada hari ini ke MA 200 di kisaran Rp 14.350-14.340/US$. Jika level tersebut mampu ditembus, maka rupiah berpeluang menguat lebih jauh.

Sebaliknya, selama tertahan di atas Rp 14.400/US$, rupiah berisiko melemah ke Rp 14.460 hingga 14.470/US$.(cnbc/hm13)

Related Articles

Latest Articles