11.1 C
New York
Saturday, April 27, 2024

Tingginya Inflasi, IMF Potong Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Dunia di 2024

Jakarta, MISTAR.ID

Dana Moneter Internasional atau  International Monetary Fund (IMF) memotong proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun mendatang, di tengah masih tingginya inflasi di sejumlah negara.

Sesuai laporan World Economic Outlook (WEO) terkini yang diterbitkan, pada Selasa (10/10/2023), IMF memprediksi pertumbuhan dunia mencapai 2,9 persen untuk tahun 2024. Ini artinya turun 0,1 persen dari informasi  WEO pada Juli 2023.

Estimasi dimaksud berada di bawah rata-rata 3,8 persen selama 2 dekade sebelum pandemi Covid-19. Adapun prediksi perkembangan ekonomi tahun 2023 tidak berubah di level 3 persen.

Baca juga: IMF: China akan Sumbang Sepertiga dari Pertumbuhan Global pada 2023

Kemerosotan outlook ekonomi itu didasari akibat masih tingginya prospek inflasi tahun depan. IMF juga memajukan proyeksi inflasi dunia untuk 2024, serta menyerukan bank sentral agar menjaga keputusannya tetap ketat, hingga tekanan harga mereda untuk tempo yang lama.

Laporan WEO teranyar, IMF memajukan proyeksi inflasi secara universal menjadi menjadi 5,8 persen. Poin ini naik dari 5,2 persen pada bulan lalu. IMF juga memperkirakan inflasi akan berada di atas target bank sentral hingga 2025.

“Keputusan moneter wajib tetap ketat di sebagian besar negara sampai inflasi bisa mencapai targetnya,” sebut Kepala Ekonom IMF, Pierre-Olivier Gourinchas, seperti dilansir Bloomberg.

Kenaikan dimaksud dipengaruhi beberapa faktor, termasuk gangguan rantai pasokan dampak pandemi, stimulus fiskal menjadi tanggapan terhadap lockdown global, permintaan dan pasar tenaga kerja yang ketat di Amerika Serikat (AS).

Baca juga: IMF Sepakat Beri Paket Keuangan Rp238 Triliun Untuk Ukraina

Lalu, gangguan pangan dan energi efek aksi militer Rusia ke Ukraina kemudian berimbas khusus di Eropa maupun Inggris. Mulai April 2023, IMF sendiri juga telah memperingatkan bahwa prospek jangka menengah melemah.

Faktor-faktor yang menghambat ekspansi ini adalah dampak jangka panjang dari pandemi, yakni invasi ke Ukraina, terpecahnya perekonomian dunia menjadi beberapa blok dan pengetatan kebijakan bank sentral.

Sudut pandang perkembangan global juga dianggap rendah, namun cenderung stabil. IMF juga memandang kans lebih baik bahwa bank sentral dapat mengendalikan inflasi tanpa membuat dunia mengalami resesi.

Hanya saja kenetralan proyeksi pertumbuhan agregat IMF menutupi sejumlah perombakan penting dalam estimasi perkiraan masing-masing negara yang mendasarinya.

Baca juga: Pj Wali Kota Tebing Tinggi Apresiasi Forkopimda Berhasil Kendalikan Inflasi

Contohnya, menaikkan outlook ekonomi Negeri Paman Sam pada 2023 2,1 persen dari 1,8 persen pada Juli 2023, dan  2024 naik menjadi 1,5 persen dari yang sebelumnya 1 persen, sesuai investasi bisnis yang lebih kuat di kuartal II/2023 dan pertumbuhan konsumsi.

dana Moneter Internasional juga telah berulang kali mewarning terkait terpecahnya ekonomi global ke dalam kelompok-kelompok geopolitik efek ketegangan antara AS dan China, serta invasi Rusia.

IMF memproyeksikan perkembangan perdagangan sebesar 0,9 persen pada 2023, turun dari perkiraan sebesar 2 persen pada Juli 2023, serta jauh lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata 4,9 persen dalam 2 dasawarsa sebelum pandemi.

Itu menggambarkan pergeseran ke tujuan layanan domestik, dampak tertunda dari apresiasi dolar, yang memperlambat niaga akibat melebarnya pembayaran produk dalam dolar, serta naiknya tantangan. (bsn/hm16)

Related Articles

Latest Articles