21.3 C
New York
Thursday, June 6, 2024

Tiga Investor Siap Bangun Subway Bali Urban Rail

Jakarta, MISTAR.ID

Tiga konsorsium investor berminat untuk membangun kereta bawah tanah atau subway Bali Urban Rail & Associated Development. PT Sarana Bali Dwipa Jaya (SBDJ) juga sudah melakukan market sounding sejak Februari 2024.

“Konsorsium yang berminat diberi batas waktu penyerahan dokumen request for qualification (RFQ) hingga 6 Juni 2024. Hari ini terakhir submit RFQ, sampai tadi pagi sudah ada tiga investor yang menyatakan minatnya,” ujar Direktur Utama SBDJ, I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra, Kamis (6/6/24).

Ketiga investor tersebut antara lain konsorsium asal Indonesia, yakni PT Bumi Indah Prima bersama dengan perusahaan China, RATP Group asal Prancis, hingga Siemens Group dari Jerman.

“Calon investor yang berminat dapat bekerja sama membentuk konsorsium untuk mengintegrasikan kelebihan masing-masing dalam tujuan pengembangan proyek,” jelasnya.

Baca Juga : Perusahaan Teknologi Kereta Cepat Hyperloop One Ditutup

Bali Urban Rail bakal dibangun dengan opsi bawah tanah (underground), karena ada tiga alasan utama tidak bisa dibangun secara melayang (elevated). Alasan pertama, ada ketentuan adat Bali bahwa bangunan tidak boleh melebihi 15 meter, karena banyak bangunan suci seperti pura. Kedua, harga tanah di Bali sangat mahal, sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan pembebasan lahan proyek. Ketiga, Bali merupakan industri wisata, sehingga akan mengganggu apabila ada penutupan jalan imbas pengerjaan proyek.

“Pembangunan Bali Urban Rail ini memiliki payung hukum berupa Peraturan Gubernur (Pergub) No 9/2024 tentang penugasan PT Jamkrida Bali Mandara dan SBDJ sebagai pelaksana dan penanggung jawab proyek,” ucapnya.

Bali Urban Rail dibangun dilatarbelakangi perkembangan sektor pariwisata di Tanah Dewata yang kian pesat usai pandemi Covid-19. Pada 2023, jumlah wisatawan yang datang mencapai 15,1 juta orang, sedangkan tahun ini diprediksi mencapai 20 juta orang.

Tingginya jumlah wisatawan tidak diimbangi dengan kapasitas infrastruktur transportasi yang memadai. Alhasil, terjadi peningkatan jumlah kendaraan, tetapi ada pengurangan panjang jalan.

Related Articles

Latest Articles