Serapan Gabah Bulog Pematangsiantar Tembus 1.647 Ton


Pimpinan Perum Bulog Cabang Pematangsiantar, Matius Sitepu. (f:dok/mistar)
Pematangsiantar, MISTAR.ID
Perum Bulog Cabang Pematangsiantar telah menyerap gabah kering panen (GKP) sebanyak 1.647 ton periode Januari hingga 20 Maret 2025.
Pimpinan Perum Bulog Pematangsiantar, Matius Sitepu mengatakan dari serapan gabah sebanyak 1.647 ton gabah yang diolah menjadi beras sebanyak 153 ton beras.
"Setelah panen kali ini, saya harapkan para petani bisa kembali menanam lagi. Jadi dalam setahun bisa menanam hingga dua sampai tiga kali, tidak hanya sekali menanam saja,” ujarnya kepada Mistar, Jumat (21/3/2025).
Matius mengatakan dari 1.647 ton gabah kering kita serapa di wilayah Kabupaten Simalungun, Kota Pematangsiantar, dan Kabupaten Toba.
Perum Bulog semakin gencar melakukan penyerapan gabah/beras dari petani melalui kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk dinas pertanian di tingkat provinsi dan kabupaten/kota, TNI-Polri, kelompok tani, dan penggilingan padi untuk memastikan proses penyerapan dapat berjalan dengan baik.
Matius menjelaskan bahwa bulog tetap berkomitmen untuk mendukung swasembada pangan melalui pembelian gabah dan beras dari petani dalam negeri.
“Tentunya sinergi ini kami harapkan untuk dapat mengoptimalkan penyerapan kami menjelang musim panen raya,” ucapnya.
Selain itu, Matius juga menyatakan bahwa Perum Bulog tengah gencar melakukan sosialisasi terhadap harga pembelian GKP di tingkat petani. Pembelian gabah itu dengan harga yang sudah ditetapkan oleh pemerintah, yakni Rp6.500 per kilogram.
"Harga ini adalah bentuk pemerintah hadir dalam upaya menyejahterakan petani dengan melakukan pembelian gabah dengan harga yang baik dan dapat menguntungkan para petani," tuturnya.
Matius mengungkapkan, capaian serapan gabah sebanyak 1.647 ton menjadi angka tertinggi.
Dengan rata-rata penyerapan harian yang sudah mencapai ratusan ton, bulog optimistis dapat terus menjaga momentum ini hingga akhir musim panen raya. (abdi/hm25)
PREVIOUS ARTICLE
Jelang Lebaran, Harga Ayam dan Telur di Medan Masih Stabil