Harga Padi Rendah di Bulog, Petani Toba Memilih Jual ke Agen


Petani Toba memanen padinya. (f:nimrot/mistar)
Toba, MISTAR.ID
Petani di Kabupaten Toba lebih memilih menjual padinya ke agen atau toke pengepul dibanding ke Badan Urusan Logistik (Bulog). Ini karena harga yang ditentukan oleh Bulog lebih rendah dari yang ditentukan pengepul padi sekitar.
Menurut warga Porsea, Yenti Silaban, saat ini harga gabah padi per kilogramnya Rp6.500 yang ditetapkan oleh Bulog, jika dihitung dalam kaleng (11 kg) yang biasa diterapkan oleh petani dan pengepul, per kalengnya menjadi Rp71.500.
Sedangkan harga yang ditampung oleh pengepul dari petani di panen padi di tahun 2025 untuk gabah padi basah atau padi yang baru dipanen dari sawah, per kilogramnya Rp6.956 hitungan kaleng dikali 11,5 kilogram seharga Rp80.000/kaleng. Sementara padi kering dihargai per kilonya Rp8.181 per kalengnya dikali 11 kilogram menjadi 90.000/kalengnya.
"Jelas lebih menguntungkan menjual kepada pengepul karena harga lebih tinggi. Belum lagi kelebihannya petani dapat meminjam biaya membeli pupuk kepada pengepul," ujarnya, Jumat (14/3/2025).
Dikatakannya, ini yang penting untuk diperhatikan oleh Pemerintah Kabupaten Toba. Untuk panen raya padi di Kecamatan Porsea di Juni-Agustus 2025 harga tetap stabil tidak di bawah harga yang ditetapkan oleh Bulog.
"Jangan ketika musim tanam di Porsea harga melambung tinggi. Tiba masanya panen harga gabah padi anjlok, meskipun panen raya sebelumnya, tahun 2024 harga padi basah dari sawah Rp77.000/kalengnya," katanya.
Hal senada disampaikan salah seorang pengepul di Toba yang tidak ingin disebutkan namanya. Saat ini, padi petani dihargainya, untuk gabah padi basah Rp80.000/kaleng. Sementara harga gabah padi kering Rp90.000/kalengnya, seperti panen padi di Desa Meat, Kecamatan Tampahan, Kabupaten Toba.
"Harga gabah padi dihargai mahal di Kabupaten Toba, sesuai dengan harga beras per kalengnya Rp220.000- Rp270.000 sesuai kualitas berasnya," ucapnya. (nimrot/hm18)