Medan, MISTAR. ID
Menjelang maupun pasca memasuki tahun ajaran baru 2023/2024, usaha penjahit pakaian tak jauh beda dengan pedagang pakaian jadi. Di tengah persaingan berebut pasar, masing-masing harus mempunyai siasat dan strategi.
Namun ada juga yang tak terlalu memusingkannya dan menyerahkan sepenuhnya pada datangnya rezeki. Apalagi persaingan kian sengit dengan maraknya penjual pakaian seragam sekolah yang sudah jadi secara online.
Meski banyak tukang jahit yang lumayan ketiban order tempahan seragam sekolah menjelang masuk sekolah. Sebaliknya banyak yang biasa-biasa saja atau malah menurun orderannya.
Baca juga: Ajaran Baru Sekolah, Tukang Jahit Sepatu di Deli Serdang Kebanjiran Order
Fenomena itu diakui salah satu penjahit pakaian rumahan, Gerson yang buka usaha di Jalan Pelita IV, Kecamatan Medan Perjuangan, Kota Medan.
Gerson mengatakan, normalnya menerima pesanan jahitan baju seragam mencapai lebih dari 60 potong pada tahun ajaran baru sebelumnya. Namun, pada tahun ajaran kali ini, pesanan yang memakai jasanya dalam menjahit seragam menurun drastis.
“Kebanyakan siswa-siswi lebih suka belanja online atau ke toko baju seragam. Mungkin saja dari harga belanja online lebih murah ketimbang mereka menempah di tukang jahit. Tapi kualitas bajunya belum tentu juga bisa menjamin dari harga yang murah mereka dapatkan,” ungkap Gerson kepada mistar. id, Sabtu (22/7/23).
Baca juga: Memasuki Tahun Ajaran Baru, Pesanan Seragam Sekolah di Tukang Jahit Meningkat
Soal harga baju seragam yang dijual di toko, menurutnya tidak jauh beda selisihnya walaupun dijahitkan atau ditempahkan.
“Harga jahitan sepasang baju seragam mulai dari Rp 150 ribu sampai 200 ribu, tergantung pada kesulitan menjahitnya. Dari harga yang itu, sebenarnya tidak jauh beda dari harga di toko baju yang sudah jadi,” ujarnya.
Begitupun, meski sepi order jahitan seragam sekolah tahun ini, namun GerSon banyak menerima order jahitan baju seragam lain. Seperti, orderan baju seragam organisasi kepemudaan dan lain-lainnya. (saferius/hm16)
