Medan, MISTAR.ID

Perwakilan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Teguh Santosa, menegaskan bahwa pondasi ekonomi syariah adalah tentang pemberdayaan umat.

“Umat dalam konteks negara modern adalah society. Jadi sifatnya memang bukan karitatif (belas kasih), capek nanti,” jelasnya dalam Rapat Konsolidasi Wilayah (Rakoswil) MES di Hotel Santika Dyandra, Jumat (15/11/24).

Teguh juga menegaskan bahwa MES ini bersifaf inklusif. “Kita memiliki latarbelakang yang berbeda, tapi kita yang inklusif ini diharapkan punya kesamaan visi dalam melihat pemberdayaan ekonomi umat,” jelasnya.

Karena itu, dia berharap agar sesama anggota MES bisa saling membantu. “Kita yang memiliki kesamaan ini diharapkan sama-sama terjun untuk membantu saudara kita yang ingin menjadi aktor yang ikut andil dalam pembangunan masyarakat, negara, dan seterusnya,” harapnya.

Baca Juga : Pekan Syariah Bank Indonesia, Dukung Akselerasi Pengembangan Ekonomi Syariah di Sumut

Selain itu, ia juga meminta seluruh anggota MES berinisiatif merealisasi salah satu misi penting dari Presiden Prabowo Subianto yakni food sovereign atau kedaulatan pangan.

“Bukan sekadar apakah kita mampu memenuhi kebutuhan pangan, tapi apakah kita memiliki kekuatan untuk mengontrol faktor produksi, mengontrol bahan-bahan yang kita butuhkan, dan mengontrol distribusi,” jelasnya.

Dengan meningkatnya kedaulatan pangan, menurut Teguh, diharapkan Indonesia akan mampu menjadi eksportir. “Bukan hanya importir. Kita lihat beberapa saat lalu ada peternak yang membuang susu karena kalah saing dengan produk import,” pungkasnya. (amita/hm24)