4.3 C
New York
Saturday, January 11, 2025

Perjalanan Usaha Mahnizar: Dari Aceh Menuju Internasional

Medan, MISTAR.ID

Mahnizar (50), yang akrab dipanggil Dede, merupakan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) asal Aceh, yang memulai bisnisnya sejak 2015 lalu.

Dede memulai bisnisnya dengan memproduksi kue pernikahan, snack box, dan kue kering untuk Lebaran. Namun, saat pandemi Covid-19 melanda, usahanya menurun drastis.

“Saat itu, kami tidak ada orderan untuk cake wedding, dan saya mulai berpikir untuk membuat camilan lain yang lebih tahan lama, seperti keripik dan stik ketela dan dititip ke toko dan warung,” katanya kepada Mistar.id, Kamis (5/12/24).

Dede memutuskan untuk membuat rempeyek, stik ketela, keripik bawang, yang bisa di titipkan di toko-toko bakery, maupun warung. Modal awal yang dikeluarkannya berkisar Rp3 juta, yang digunakan untuk membeli bahan baku dan kemasan produk.

Baca juga:Kisah Sukses Anak Siantar Buka 2 Outlet Usaha Burger

“Saya belajar otodidak, eksperimen terus sampai mendapatkan formula yang pas dan menjadi SOP kami. Dulu saya kerjakan sendiri dan sekarang memiliki 5 karyawan,” lanjutnya.

Meskipun kini usahanya sudah berkembang, ibu tiga anak ini mengungkapkan bahwa ia pernah mengalami penolakan dari beberapa toko.

“Pernah tidak diizinkan menitip produk di beberapa toko saat penjualan mereka lagi tinggi. Pihak toko ingin menjual produk mereka sendiri,” kenangnya.

Baca juga:Mantan Supervisor Distributor Obat-obatan Sebut Nekat Buka Usaha untuk Kegiatan Usai Pensiun

Namun, tantangan tersebut tidak membuatnya putus asa. Dede terus berinovasi dan memperbaiki kualitas produk untuk tetap bisa bertahan di pasar. Produknya terus bertambah, dari keripik daun kari (Oen Teumurui), keripik buah naga, keripik keumamah (ikan kayu khas Aceh), stik ketela kuning, ketela ungu, dan ketela Lapis.

Alumni Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Sabang (STIES), Banda Aceh 1999 menceritakan, tahun 2023 usahanya mendapat kehormatan menjadi pemenang INKUBISC Balai Diklat Industri Medan.

Produknya kini tidak hanya dipasarkan di Lhokseumawe, Aceh, tetapi juga melalui platform online dan media sosial bahkan sedang proses kesepakatan penawaran dengan buyer dari Malaysia.

“Hingga pada akhir 2024 ini, lulus kurasi untuk mengikuti Business Matching perluasan akses pasar ke Malaysia dan bertemu langsung dengan buyer. Bantu doanya semoga ALLAH SWT memudahkan segala urusan untuk masuk ke pasar ekspor,” ujarnya penuh haru.

Baca juga:OJK Terbitkan Aturan Baru Usaha Bank Emas, Ini Daftarnya

“Saat ini kami jadi mitra dan binaan dari KPw Bank Indonesia Lhokseumawe yang membuat produk kami menjadi salah satu gift di setiap event mereka, kami juga menjadi binaan dari tenan Balai Diklat Industri Medan,” sambungnya lagi.

Dede berharap, usahanya lebih maju dan dapat membuka lapangan pekerjaan bagi orang banyak.

“Saya ingin keripik daun kari dikenal dunia, sebagai daun rempahnya Aceh, karena Indonesia punya banyak keanekaragaman makanan dari setiap daerahnya. Kiranya UMKM Indonesia juga semakin berkembang dan maju sampai go global,” tutupnya. (susan/hm17)

Related Articles

Latest Articles