15.7 C
New York
Tuesday, September 24, 2024

Pemerintah Dapat Pinjaman ADB Rp7,5 Triliun, ini Rinciannya

Jakarta, MISTAR.ID

Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyebut Pemerintah Indonesia mendapatkan pinjaman berbasis kebijakan dari Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) senilai US$ 500 juta atau setara dengan Rp7,5 triliun. Pinjaman itu salah satunya digunakan untuk pensiun dini pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batubara.

Begitu pun, Airlangga belum dapat memastikan mengenai mekanisme yang akan digunakan oleh pemerintah dalam melaksanakan pensiun dini PLTU. Saat dikonfirmasi mengenai bunga yang ditetapkan oleh ADB, Airlangga juga belum bisa memastikan mengenai kelengkapan dari pinjaman tersebut.

“Wah itu (bunga) nanti dicek, biasanya mereka lebih rendah,” ujar Airlangga saat acara “Green Initiative Conference 2024” di Jakarta, Selasa (24/9/24).

Baca juga : ADB Beri Pinjaman Rp2,1 T untuk Indonesia

Sebelumnya, Bank Pembangunan Asia atau Asian Development Bank (ADB) menyetujui pinjaman berbasis kebijakan senilai Rp7,5 triliun untuk membantu Indonesia mempercepat transisi energi. Direktur ADB untuk Indonesia, Jiro Tominaga, mengatakan dana ini masuk dalam program transisi energi yang terjangkau dan berkelanjutan.

“Pendanaan ini akan mendukung berbagai langkah kebijakan Indonesia dalam mencapai kontribusi yang ditentukan secara nasional (NDC) dan target emisi bersih nol dari pembangkitan listrik pada 2050,” jelasnya.

Menurutnya, saat ini Indonesia berada di persimpangan yang sangat penting dalam perjalanan transisi energi.

Baca juga : Ini 21 Negara Pemberi Utang ke RI, BPK: Rasio Penerimaan Tembus 369 Persen

“Program pinjaman berbasis kebijakan ini mendukung pengembangan kebijakan dasar dan kolaboratif Indonesia guna mengidentifikasi dan menjawab berbagai tantangan kompleks di sektor ini dalam mempercepat peralihannya menuju energi berkelanjutan dan bersih,” ujar Jiro.

Pesatnya pertumbuhan kapasitas pembangkitan listrik telah membantu Indonesia mengatasi sebagian besar kendala pasokan listrik. Namun, hal itu mengakibatkan kelistrikan Indonesia sangat bergantung pada sumber tenaga berbasis bahan bakar fosil seperti batubara, gas, dan diesel. (katadata/hm18)

Related Articles

Latest Articles