12.1 C
New York
Thursday, May 2, 2024

Minyak Dunia Anjlok, Harga BBM Bisa Langsung Turun?

Jakarta, MISTAR.ID

Harga minyak dunia memang mengalami penurunan hingga sempat menyentuh di level USD 20 per barel. Namun penurunan tersebut tidak membuat harga Bahan Bakar Minyak (BBM) langsung turun.

Pengamat Energi Sofyano Zakaria mengatakan, Indonesia merupakan negara yang pengadaan minyaknya dilakukan secara berkala, dengan skema tersebut BBM yang didatangkan saat ini dibelinya sudah sejak beberapa bulan lalu dengan harga saat itu.

“BBM yang tersedia saat ini, pada dasarnya adalah BBM yang dibeli sejak 2 atau 3 bulan yang lalu,” kata Sofyano, di Jakarta.

Menurutnya, dengan skema tersebut penurunan harga minyak dunia yang terjadi pada beberapa waktu belakangan, tidak bisa membuat harga BBM langsung diturunkan.

“Jika dipaksa harus turun, maka ini bisa membuat rugi Pertamina sebagai badan yang diandalkan negeri ini dalam penyediaan BBM negeri ini,” jelasnya.

Terkait fluktuasi harga minyak dunia, pemerintah seharusnya mengambil kebijakan saat harga turun, yaitu selisih harga yang dihasilkan akibat penururunan itu disimpan sebagai cadangan, kemudian digunakan untuk menahaan kenaikan harga BBM ketika harga minyak dunia naik kembali.

“Tetapi terhadap harga BBM untuk industri seperti solar , maka Pertamina tentunya harus menyesuaikan harga jualnya karena selama ini harga industri selalu dikoreksi per setiap tanggal 1 dan tanggal 15 pada setiap bulannya,” tandasnya.

Pandemi Virus Corona atau Covid-19 kembali menekan harga minyak dunia. Kondisi ini berdampak pula pada pergerakan harga rata-rata minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) bulan Maret 2020.

“ICP Maret jadi USD 34,23/barel atau turun US D22,38/barel dari USD 56,61/barel pada Februari 2020,” kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi, dalam situs Kementerian ESDM, Minggu (5/4/20).

Besaran ICP tersebut, imbuh Agung, tercantum dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 79.K/12/MEM/2019 tentang Penerapan Harga Minyak Mentah Indonesia Bulan Maret 2019 yang efektif mulai berlaku sejak 1 April 2020.

Agung menjelaskan, penyebab utama dari penurunan ICP adalah penyebaran Covid-19 di sebagian besar negara-negara produksi minyak mentah sehingga mengakibatkan anjloknya penurunan produksi.

“Travel restriction di sejumlah negara turut mengakibatkan permintaan minyak global jadi menurun drastis,” ungkapnya.

International Energy Agency (IEA) melaporkan proyeksi permintaan minyak mentah global di tahun 2020 turun sebesar 1,1 juta barel per hari menjadi 99,90 juta barel per hari.

Di sisi lain, IEA mengungkapkan adanya peningkatan stok minyak mentah AS pada bulan Maret 2020 sebesar 11,3 juta barel menjadi sebesar 455,4 juta barel dibandingkan bulan Februari 2020.

Sementara laporan OPEC menunjukkan proyeksi permintaan minyak mentah global di tahun 2020 turun sebesar 1 juta barel per hari menjadi 99,73 juta barel per hari.

Sumber: Liputan6.com
Editor: Luhut Simanjuntak

Related Articles

Latest Articles