15.9 C
New York
Thursday, May 16, 2024

Jika Cepat Tanggap, AS Bisa Selamatkan Banyak Nyawa

Washington DC, MISTAR.ID

Pejabat kesehatan top AS, Anthony Fauci, mengungkapkan mereka bisa menyelamatkan banyak nyawa jika saja menanggapi lebih cepat wabah virus corona.

“Jika kami bisa, dari awal, menutup semuanya, mungkin akan berbeda ceritanya,” ucap Fauci kepada CNN, meski mengaku dampaknya juga akan rumit.

Saat ini, AS adalah negara dengan jumlah kasus maupun korban meninggal tertinggi di dunia. Mencatatkan 560.433 infeksi dan 22.115 kematian karena virus corona.

Pada 16 Maret, pemerintahan Presiden Donald Trump mengumumkan panduan social distancing, yang kemudian diperpanjang hingga April.

Anthony Fauci yang juga Direktur Institut Alergi dan Penyakit Menular AS itu menambahkan, AS bisa kembali normal paling cepat awal Mei. Apa lagi yang Fauci katakan?

Dilansir BBC Minggu (12/4/20), dia sempat ditanyakan perihal laporan yang dipublikasikan oleh media AS lainnya, New York Times.

Dalam laporan tersebut, dia dan pejabat kesehatan lainnya sempat menyarankan adanya mitigasi virus corona pada akhir Februari.

Mendapat pertanyaan itu, dia menjawab bahwa otoritas kesehatan hanya bisa memberikan rekomendasi berdasarkan “pertimbangan kesehatan yang paling murni”.

“Seringnya, rekomendasi itu langsung diterapkan. Terkadang, tidak dijalankan. Tapi yang sudah terjadi, terjadilah. Di sinilah kita sekarang,” kata dia.

Fauci yang memimpin gugus tugas menanggulangi Covid-19 menyatakan, tidak ada yang bakal membantah bahwa logikanya, mitigasi cepat bisa menyelamatkan banyak nyawa.

Dia kemudian menerangkan, jika mengambil kebijakan tersebut, bakal ada konsekuensi rumit. “Meski begitu, ada dorongan agar mitigasi itu dijalankan,” paparnya.

Sang dokter mengatakan, banyak hak dipertimbangkan jika AS memutuskan untuk lockdown. Yakni menyangkut luas wilayah dan heterogenitasnya.

Dia memaparkan, beberapa sektor di Negeri “Uncle Sam” pelan-pelan akan kembali normal “mungkin dalam waktu cepat, atau bulan depan”.

“Anda tentu tidak bisa terburu-buru mencabutnya,” ujar dia seraya menjelaskan, lonjakan kasus bakal terjadi jika kebijakan mitigasi dicabut terlalu cepat.

Fauci kemudian berharap, Pilpres AS yang bakal digelar 3 November masih bisa tetap dihelat, dengan catatan pembatasan sosial masih diberlakukan.

Bagaimana situasi di New York? Dalam konferensi pers, Gubernur New York Andrew Cuomo ingin wilayahnya, yang menjadi episentrum Covid-19, bisa dibuka secepatnya.

Tetapi, Cuomo tetap berhati-hati dengan menyatakan dibutuhkan pendekatan terkoordinasi antara negara bagian tetangga, tes memadai, dan tambahan pendanaan dari Washington.

Dia juga menyuarakan sikap skeptis mengenai sejumlah prediksi yang disampaikan pakar. Dia menuturkan tak semuanya yang diprediksi tepat.

Yang mungkin menjadi kabar baik, dalam pendapatnya, adalah kebijakan sekaligus kepatuhan dalam pembatasan sosial mulai memberi dampak dalam beberapa pekan terakhir.

“Sejak hari pertama sudah saya katakan, segala prediksi kita akan normal di Mei, Juni, itu terlalu prematur. Saya kira tak siapa pun bisa memberi informasi benar saat ini,” jelasnya.

Saat ini, New York mencatatkan lebih dari 174.000 kasus infeksi Covid-19, dengan 9.385 di antaranya meninggal.

Sumber: kompas.com
Editor: Luhut Simanjuntak

Related Articles

Latest Articles