12.8 C
New York
Sunday, April 28, 2024

Merugi Akibat Pandemi, Boeing PHK 16.000 Pegawai

New York, MISTAR.ID

Pandemi corona memukul telak industri penerbangan. Penutupan penerbangan di berbagai negara hingga merosotnya jumlah penumpang secara kontiniu mengakibatkan bisnis industri penerbangan terkapar. Perusahaan raksasa Boeing mengumumkan akan memangkas 10% atau sekitar 16.000 pegawainya setelah mengalami kerugian besar pada kuartal I akibat terdampak krisis virus Corona. Pegawai yang paling terdampak ada di unit pesawat komersil, sekitar 15% akan dipangkas.

Bila situasi tak berubah, maka keputusan itu akan berlangsung pada akhir tahun 2020. Selain pemutusan hubungan kerja (PHK), Boeing juga telah menawarkan 70.000 pekerjanya untuk secara sukarela mengundurkan diri. Hal ini demi mempersiapkan perusahaan dalam menghadapi kerugian pada kuartal II.

Menurut CEO Boeing Dave Calhoun, permintaan perjalanan telah anjok 90% di seluruh dunia dan menyebabkan pesawat seluruh maskapai terparkir. Serta sebagian menunda permintaan pesawat baru dari Boeing.

“Permintaan untuk perjalanan maskapai komersial telah terjun bebas. Pandemi ini juga berdampak besar bagi bisnis kami,” kata Calhoun, Kamis (30/4/20).

Kerugian yang dialami Boeing sebesar US$ 1,7 miliar setara Rp25 triliun (kurs 15.000/ dolar US). Setelah permintaan atas 737 Max yang anjlok diikuti pembatalan dan penundaan pesawat lainnya. Hal tersebut memaksa Boeing mengurangi produksi dua jet besar, 787 Dreamliner dan 777.

Boeing akan memangkas produksi 787 Dreamliner menjadi tujuh per bulan di 2022. Sedangkan pesawat 777 yang akan memulai versi baru, akan dipotong menjadi tiga sebulan.

CFO Boeing Greg Smith mengharapkan Boeing dapat membuka kembali pabriknya dan mulai mengirim kembali pesawat pesanan maskapai. Namun, dia mengungkap laju pembuatan dan pengiriman diperkirakan akan lebih lambat dan akan terus mempengaruhi kas perusahaan.

Calhoun mengatakan bahwa ketidakpastian pasar dapat mendorong kembali proses pengambilan keputusan perusahaan. Boeing akan terus bekerja untuk mengembangkan pesawat baru meskipun kondisi pasar sulit.

“Dengan semua konsekuensi pasar dari wabah Covid-19, kami perlu waktu beberapa saat sebelum kami mengumumkan pesawat baru yang besar. Tapi kita masih dalam bisnis pengembangan,” kata Calhoun.

Boeing menegaskan bahwa mereka masih memiliki simpanan uang untuk melewati krisis ini. Dengan menarik US$ 13 miliar (Rp 194 triliun) dalam bentuk tunai dari jalur kredit, saldo kas Boeing US$ 15,5 miliar (Rp 231 triliun) dan dari akhir 2019 sisa $ 10 miliar (Rp 149 triliun).

Tuesday Southwest Airlines (LUV), salah satu pelanggan terbaik Boeing, mengungkapkan pihaknya telah menunda pengiriman setidaknya 55% dari 107 pesawat yang sebelumnya dijadwalkan untuk dikirim Boeing tahun ini.

Pesaing Boeing, Airbus (EADSF) juga telah dilanda penurunan tajam dalam permintaan jet karena pesanan yang dibatalkan dan pengiriman yang ditunda. Hal ini menciptakan kerugian bersih € 481 juta setara Rp7 miliar (kurs Rp 16.500/ euro). Serta memaksa perusahaan mem-PHK 6.000 karyawan.

Sumber : Detik
Editor : Jelita Damanik

Related Articles

Latest Articles