19.3 C
New York
Wednesday, September 18, 2024

Mantan Guru di Medan Sukses Buka Konveksi Baju Renda

Medan, MISTAR.ID

Usaha konveksi baju sampai saat ini masih menggiurkan. Baju berbahan renda pun memiliki prospek positif. Masih sedikitnya pesaing, menjadi daya tarik tersendiri bagi pengusaha.

“Kalau kita perhatikan toko-toko baju di pusat perbelanjaan, masih jarang yang khusus berbahan renda. Tak seperti bahan batik dan lainnya yang ramai, ini peluang bagus,” ungkap Dini Wahyuni, salah seorang pengusaha baju renda kepada Mistar, Jumat (7/6/24).

Pada 2020 saat pandemi, sebagai salah satu guru yang dirumahkan, wanita berusia 39 tahun ini berpikir untuk memulai usaha. Awalnya ia tak langsung produksi sendiri, tetapi membeli baju jadi di Jakarta kemudian dijual kembali.

“Memilih bahan renda karena selain lebih praktis pegerjaannya, ternyata progresnya juga positif. Jenis renda hoki dan renda semi Prancis menjadi pilihan paling banyak. Biasanya dipakai untuk acara pernikahan, acara resmi, dan acara adat khusus Batak,” jelasnya.

Baca Juga : Pesanan Seragam Olahraga Sekolah di Konveksi Sabar Subur Turun

Melihat perkembangan yang bagus, ia memantapkan diri untuk memulai produksi. Dengan modal awal Rp5 juta dan satu unit mesin jahit, Juli 2021 Dini resmi membuka Julinda Konveksi di Jalan Bromo Gang Sepakat No 06, Kecamatan Medan Denai.

“Kendala pasti ada, apalagi pada masa pandemi. Ada pasang surut dan akses terbatas. Saya menyiasatinya dengan membuat masker. Tak diduga ternyata permintaannya ramai,” sambungnya.

Masa itu, gejolak ekonomi yang terbolak-balik membuatnya harus memutar otak untuk bertahan. Lambat bukan berarti terhambat, tepat di tahun 2022, Dini sudah memiliki 4 mesin jahit dan 4 karyawan, per orang mampu memproduksi 100 baju selama satu minggu.

Pada saat bersamaan, ia membuka toko di salah satu pusat perbelanjaan di Kota Medan. “Bisnis baju renda ini paling ramai saat Natal dan Tahun Baru. Omzet bisa mencapai Rp5 juta per hari, dengan harga satuan 150 ribu sampai 250 ribu. Tapi setelahnya, bulan 3-4 biasanya sepi,” lanjutnya.

Syahrial Siregar
Syahrial Siregar
Alumni STIK-P Medan. Menjadi jurnalis sejak 2008 dan sekarang redaktur untuk portal mistar.id

Related Articles

Latest Articles