19.5 C
New York
Friday, June 28, 2024

Hingga 31 Mei, Realisasi Pendapatan Negara di Sumut Capai Rp14,52 Triliun

Medan, MISTAR.ID

Hingga 31 Mei 2024 realisasi pendapatan negara di Sumatera Utara (Sumut) mencapai Rp14,52 triliun atau sekitar 32,31% dari target yang telah ditetapkan.

Namun, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, realisasi pendapatan ini mengalami kontraksi sebesar 17,16%.

“Sumber utama pendapatan negara adalah penerimaan perpajakan yang mencapai Rp12,34 triliun atau 31,56% dari target. Pendapatan ini mengalami kontraksi sebesar 16,64% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Jenis pajak dengan pertumbuhan tertinggi adalah Pajak Penghasilan (PPh) final yang menunjukkan pertumbuhan sebesar 30%,” kata Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Sumut I, Aridel Mindra di Gedung Keuangan Negara (GKN), Jalan P. Diponegoro Medan, Jumat (28/6/24).

Disebutkannya, penerimaan kepabeanan dan cukai juga memberikan kontribusi terhadap pendapatan negara. Bea masuk mencapai R242,98 miliar, tumbuh signifikan sebesar 132,23% (yoy). Namun, bea keluar mengalami kontraksi sebesar 6929,74% (yoy) dengan total penerimaan Rp44,39 miliar.

Baca juga: Optimisme Ekonomi RI, Minat Lelang Surat Utang Negara Masih Solid

“Penerimaan cukai mencapai Rp58,15 miliar, mengalami kontraksi sebesar 50,13% (yoy). Sementara itu, realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) mencapai Rp1.230,24 miliar atau 64,07% dari target, tumbuh 5,23% (yoy),” jelasnya.

Sementara itu, realisasi belanja negara di Sumatera Utara hingga 31 Mei 2024 mencapai Rp24,95 triliun atau 36,52% dari pagu anggaran. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, realisasi belanja ini tumbuh sebesar 14,57%. Belanja negara terdiri dari belanja pemerintah pusat dan transfer ke daerah.

Realisasi belanja pemerintah pusat mencapai Rp8,72 triliun atau 36,14% dari pagu anggaran, tumbuh 22,22% (voy). Belanja pegawai tumbuh sebesar 14,35% (voy), dengan realisasi mencapai Rp4,04 triliun. Belanja barang tumbuh sebesar 37,74% (yoy), dengan realisasi Rp3,72 triliun.

“Namun, belanja modal mengalami kontraksi sebesar 8,61% (yoy), dengan realisasi Rp925,58 miliar. Belanja bantuan sosial tumbuh signifikan sebesar 98,4% (yoy), dengan realisasi Rp21,99 miliar,” sebutnya.

Baca juga: Sri Mulyani: Pajak Jadi Instrumen yang Penting Bagi Negara Saat Susah Maupun Senang

Sementar itu, Transfer ke Daerah (TKDD) mencapai Rp 16,23 triliun atau 36,73% dari total anggaran TKDD, tumbuh 10,84% (yoy). TKDD terdiri dari Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) Nonfisik, Dana Desa, dan Dana Insentif Fiskal.

“Defisit APBN di Sumatera Utara hingga 31 Mei 2024 mencapai Rp 10,43 triliun, yang terkontraksi sebesar 145,31% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Defisit ini terutama disebabkan oleh terkontraksinya pendapatan negara di Sumut, sementara realisasi belanja mengalami pertumbuhan yang signifikan,” jelasnya. (anita/hm20)

Related Articles

Latest Articles