17 C
New York
Thursday, May 16, 2024

Hilirisasi Emas Hijau dari Lautan

Jakarta, MISTAR.ID

Program hilirisasi rumput laut adalah salah satu program yang terus diawasi oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Program hilirisasi rumput laut di Kabupaten Buleleng, Bali, telah berhasil menghasilkan sekitar 200 ton produk bernilai tambah saban bulan. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berharap program ini menjadi model untuk hilirisasi rumput laut nasional.

Pembinaan kualitas industri rumput laut dilakukan secara sinergis dan berkala antara pembina kualitas pusat di Direktorat Pengolahan Bina Mutu Ditjen PDSPKP dan pembina kualitas daerah di Dinas Kelautan Perikanan Provinsi Bali. Akibatnya, hilirisasi rumput laut di Bali memiliki kemampuan untuk menghasilkan ekstrak dan butiran rumput laut.

Selain pasar domestik, produk ini sudah masuk ke pasar ekspor, terutama India. Kesuksesan hilirisasi rumput laut di Bali diharapkan dapat diterapkan di tempat lain agar masyarakat juga mendapat manfaatnya.

Baca juga : Bupati Batu Bara: Budidaya Rumput Laut Miliki Prospek Cerah

Saat ini, ada sekitar 66 orang yang bekerja di Unit Pengolahan Rumput Laut (UPRL) mulai dari budidaya, pengolahan, hingga distribusi. UPRL juga dapat menyerap sekitar 400 ton bahan baku rumput laut setiap bulan dari wilayah Buleleng, Klungkung, Denpasar, Banyuwangi, Situbondo, Sumenep, Lombok Timur, dan Sumbawa.

Kunjungan kerja Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan ke Buleleng diikuti oleh Dirjen PDSPKP pada Jumat, 28 April 2023. Menko Luhut melihat langsung proses hilirisasi rumput laut yang dilakukan oleh UPRL selama kunjungan ini.

Mantan jenderal berbintang empat ini menyatakan bahwa hilirisasi ini adalah jenis bisnis padat karya. Akibatnya, dia menjamin bahwa dia akan memantau kemajuan ini dalam rapat koordinasi kementerian dan lembaga yang relevan sebelum melaporkannya kepada Presiden Joko Widodo. Mengingat hal itu, ada 35 macam turunan rumput laut yang dapat menguntungkan kesehatan, pertanian, dan pangan.

Sebelum ini, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono telah menyatakan bahwa KKP akan meningkatkan hilirisasi rumput laut mulai tahun 2023 dengan meningkatkan investasi terutama untuk hilirisasi rumput laut, bekerja sama dengan pemerintah daerah dengan membuat klaster budi daya.

Perlu diketahui bahwa dalam sektor kelautan dan perikanan, rumput laut adalah salah satu komoditas ekspor utama Indonesia. Produksi rumput laut nasional pada tahun 2020 sebesar 5,01 juta ton basah, terdiri dari 4,66 juta ton rumput laut di laut dan 351 ribu ton rumput laut di tambak.

Pada tahun 2020, produksi rumput laut Indonesia mencapai Rp22,8 triliun, dengan Rp22,3 triliun di laut dan Rp541,5 miliar di tambak.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), ada 23 provinsi di Indonesia yang memproduksi rumput laut. Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, dan Nusa Tenggara Barat berada di peringkat lima besar.

Baca juga : 5 Manfaat Rumput Laut Bagi Kesehatan, Salah Satunya Percepat Penyembuhan Luka

Di tahun 2020, Sulawesi Selatan menghasilkan 1,63 juta ton rumput laut basah, sedangkan Nusa Tenggara Timur menghasilkan 1,03 juta ton rumput laut. Kalimantan Utara menghasilkan 441,1 juta ton rumput laut basah, Sulawesi Tengah 419,9 juta ton basah, dan Nusa Tenggara Barat 402,6 juta ton basah.

Selain itu, BPS mencatat bahwa rumput laut Indonesia memainkan peran penting dalam pasar rumput laut global. Dengan ekspor bahan mentah sebesar 205,76 ribu ton pada 2018, rumput laut Indonesia menduduki peringkat pertama di seluruh dunia.

Pada tahun 2020, Indonesia adalah negara pengekspor rumput laut terbesar ke Tiongkok, menjadikannya salah satu negara terbesar di dunia.

Eksport rumput laut Indonesia ke Vietnam mencapai 3,8 juta dolar dengan volume 6,1 ribu ton. Eksport rumput laut ke Prancis mencapai 3,6 juta dolar dengan volume 3,3 ribu ton.(Indonesia.go.id /hm19)

Related Articles

Latest Articles