16 C
New York
Saturday, May 4, 2024

Dua Penyebab Tingginya Harga Bawang Putih Menurut Pengamat

Jakarta, MISTAR.ID

Harga bawang putih di pasaran terus alami lonjakan. Menanggapi mahalnya harga bawang putih, Peneliti Indef, Rusli Abdullah, menyatakan bahwa ada dua penyebab kenaikan harga bawang putih. Pertama, pasokan terhambat karena adanya kendala dalam proses impor.

Kendala tersebut bisa disebabkan oleh keterlambatan pengiriman dari negara eksportir atau masalah administrasi seperti izin impor.

“Apa itu karena pengiriman barangnya terlambat karena adanya kendala teknis atau masalah administrasi. Hal tersebut perlu dikonfirmasi lebih lanjut kepada Kementerian Perdagangan,” katanya.

Penyebab kedua adalah peningkatan permintaan akan komoditas pangan, termasuk bawang putih. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya aktivitas ekonomi setelah pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dicabut.

Baca juga: Harga Daging Ayam Stabil, Bawang Putih dan Telur Naik

“Jadi hampir semua barang makanan mengalami kenaikan harga karena permintaan yang mulai kembali normal,” katanya.

Kemudian, pengamat lain dari Peneliti Center of Reform on Economics (Core) Indonesia, Eliza Mardian, menyatakan bahwa penyebab kenaikan harga bawang putih karena meningkatnya harga di negara asal impor, terutama di China.

Pasalnya, 95 persen kebutuhan dalam negeri dipenuhi melalui impor. Kenaikan harga di negara asal impor disebabkan oleh faktor cuaca, termasuk adanya El Nino yang mengganggu produksi pangan, termasuk bawang putih.

Eliza menyebut bahwa sebenarnya pemerintah telah mewajibkan importir bawang putih untuk menanam 5 persen dari total volume impor sejak tahun 2019. Tujuannya adalah untuk mendukung produksi dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada impor.

Baca juga: Di Medan, Bawang Merah dan Bawang Putih Tetap Bertahan Rp40 Ribu Per Kg

“Namun, jika melihat masih besarnya peran impor, dapat dikatakan bahwa kewajiban menanam 5 persen dari total volume impor belum efektif dalam mengurangi ketergantungan pada impor,” katanya.

Eliza mengatakan bahwa permasalahan utama dalam impor adalah preferensi konsumen Indonesia yang lebih suka bawang putih berukuran besar. Sementara itu, varietas bawang putih yang bisa ditanam di Indonesia memiliki ukuran kecil dan produktivitasnya belum optimal. (mtr/hm20)

 

Related Articles

Latest Articles