Jakarta, MISTAR.ID
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa harga bahan bakar minyak (BBM) memberikan kontribusi deflasi sebesar 0,04% (month to month/MtM) terhadap total deflasi umum yang mencapai 0,12% pada September 2024.
Plt Kepala BPS, Amalia A Widyasanti mengatakan, penurunan harga BBM, khususnya bahan bakar non-subsidi, menjadi faktor utama deflasi ini. “Kami mencatat bahwa komoditas bensin dan solar mengalami deflasi masing-masing sebesar 0,72% dan 0,74%,” ungkapnya dalam konferensi pers, Selasa (1/10/24).
Deflasi akibat harga BBM ini merupakan yang terdalam sejak Desember 2023. Hal ini berbeda dengan bulan sebelumnya, ketika BBM justru menyumbang inflasi di tengah tren deflasi. Pada Agustus 2024, bensin dan solar mengalami inflasi masing-masing sebesar 0,66% dan 0,43% (MtM).
Baca Juga : Harga BBM Pertamina per 1 Oktober 2024 Turun, Cek Harganya
Penyesuaian harga BBM non-subsidi yang dilakukan oleh Pertamina pada September 2024 berkontribusi pada deflasi ini. Harga Pertamax turun Rp600–750 per liter (5%–6%), Pertamax Turbo turun Rp980–1.050 per liter (6%–7%), dan Dexlite mengalami penurunan harga 8%–9% atau sekitar Rp1.200 hingga Rp1.350 lebih rendah per liter. Sementara itu, Pertamine Dex juga turun Rp1.100 hingga Rp1.150 per liter.
Secara umum, inflasi Indonesia pada September 2024 tercatat mencapai 1,84% secara tahunan (year on year/YoY), namun mengalami deflasi 0,12% secara bulanan (MtM), sehingga ini menjadi bulan kelima berturut-turut Indonesia mengalami deflasi.
Kelompok pengeluaran terbesar yang menyumbang deflasi bulanan adalah makanan, minuman, dan tembakau, yang mengalami deflasi sebesar 0,59% dan memberikan andil deflasi sebesar 0,17%. Sebaliknya, beberapa komoditas seperti ikan segar dan kopi bubuk memberikan andil inflasi masing-masing sebesar 0,02%, bersama dengan biaya kuliah dan sigaret kretek mesin. (mtr/hm24)
