20.5 C
New York
Wednesday, May 15, 2024

BI Pematangsiantar Wisuda 23 Peserta WUBI Batch I 2021

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Pematangsiantar mewisuda 23 peserta Wirausaha Unggulan Bank Indonesia Bacth (Kelompok) I tahun 2021 di lantai 5 kantor KPw BI Pematangsiantar. Jumat (12/11/21).

Dalam acara yang dihadiri Pelaksana Harian Sekretaris Daerah (Plh Sekda) Kota Pematangsiantar Zainal Siahaan dan para pimpinan perbankan itu, Kepala KPw BI Pematangsiantar Teuku Munandar menyampaikan kata sambutan.

Teuku mengapresiasi perbankan Kota Pematangsiantar yang tetap semangat menyalurkan pembiayaan ke pelaku usaha, di tengah kelesuan ekonomi akibat pandemi. “Data per September 2021, kredit yg sudah disalurkan perbankan di Kota Pematangsiantar mencapai Rp 10,13 triliun, atau tumbuh 0,6 persen bila dibandingkan posisi September 2019 (sebelum pandemi),” tuturnya.

Baca juga:SMK Amir Hamzah Indrapura, Buka Pelatihan Kewirausahaan Bidang Motor Air Listrik

Peningkatan pembiayaan tersebut, kata Teuku, juga diiringi dengan kualitas kredit yang terjaga, tercermin dari rasio kredit bermasalah (NPL/NPF) sebesar 2 persen, masih dibawah batas yang dipersyaratkan otoritas yaitu 5 persen.

Untuk membantu UMKM yang merupakan sektor strategis dan berkontribusi besar dalam pengentasan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja di Indonesia, menurut Teuku, tidaklah cukup hanya melalui penyediaan akses pembiayaan.

“Penyerapan hasil produksi juga menjadi faktor penting bagi kelangsungan bisnis UMKM. Pada saat omzet penjualan menurun di masa pandemi, pembiayaan bukan menjadi obat yang paling mujarab bagi UMKM, karena sebesar apapun pembiayaan yang diberikan, tidak akan efektif untuk menggerakkan roda bisnis UMKM yang tersendat akibat tidak lakunya produk yang dihasilkan,” bebernya.

Sebagai masyarakat, kata Teuku, partisipasi yang dapat dilakukan untuk membantu agar UMKM tetap bertahan di masa pandemi diantaranya dengan membelanjakan dana/simpanan yang masih dimiliki, untuk membeli barang/jasa produk UMKM, dengan tetap memperhatikan kebutuhan.

Per September 2021, kata Teuku, jumlah DPK perbankan Kota Pematangsiantar sebesar Rp 16,03 triliun atau tumbuh 10,4 persen bila dibandingkan September 2019 (sebelum pandemi). Data ini mengindikasikan masyarakat masih menahan konsumsi, sambil menunggu keadaan membaik.

“Apabila sebagian masyarakat mulai melonggarkan kebijakan “pengetatan ikat pinggang”-nya, dan menggunakannya untuk mengonsumsi produk lokal, maka diharapkan akan menambah serapan hasil produksi UMKM. Sementara untuk konsumsi pemerintah, realisasi APBN/APBD sangat diharapkan percepatannya, sehingga terjadi efek multiplier dari aliran dana tersebut,” ujarnya.

Tipikal daerah-daerah di Indonesia, lanjut Teuku, masih banyak yang struktur ekonominya bergantung pada anggaran pemerintah. Sehingga realisasi APBD sangat berperan dalam menggerakkan roda perekonomian, termasuk sektor UMKM.

Sementara sambutan Wali Kota Pematangsiantar Hefriansyah yang diwakili Plh Sekda Zainal Siahaan menyampaikan, UMKM merupakan pilar terpenting dalam perekonomian Indonesia karena Jumlah UMKM sendiri mencapai 64,19 juta, di mana komposisi Usaha Mikro dan Kecil sangat dominan yakni 64,13 juta atau sekitar 99,92 persen dari keseluruhan sektor usaha.

“Namun semenjak pandemic covid 19 melanda dunia dan termasuk Indonesia, para pelaku UMKM pun mejadi pihak yang paling terdampak karena struktur permodalan yang belum cukup kuat untuk menghadapi kontraksi ekonomi yang terjadi. Sesuai rilis Katadata Insight Center (KIC), mayoritas UMKM (82,9 persen) merasakan dampak negatif dari pandemi ini dan hanya sebagian kecil (5,9 persen) yang mengalami pertumbuhan positif,” bebernya.

Hasil survey dari beberapa lembaga yakni BPS, Bappenas, dan World Bank menunjukkan bahwa pandemi juga menyebabkan banyak UMKM kesulitan melunasi pinjaman serta membayar tagihan listrik, gas, dan gaji karyawan. Beberapa diantaranya sampai harus melakukan PHK. Kendala lain yang dialami UMKM, antara lain sulitnya memperoleh bahan baku, permodalan, pelanggan menurun, distribusi dan produksi terhambat.

Baca juga:Teten Dorong Lahirnya Wirausaha Baru Lewat Koperasi

Oleh sebab itu, lanjut Zainal, Pemerintah berupaya menyediakan sejumlah stimulus melalui kebijakan restrukturisasi pinjaman, tambahan bantuan modal, keringanan pembayaran tagihan listrik, dan dukungan pembiayaan lainnya.

Tentunya, kata Zainal, dengan pelaksanaan program Wirausaha Unggulan Bank Indonesia (WUBI) Pematangsiantar yang mengusung tema ‘Standarisasi, Adaptif dan Inovatif’ ini dapat menjadi resep mujarap untuk menghadapi perubahan perilaku konsumen dan peta kompetisi bisnis akibat adanya pandemic dan pembatasan kegiatan.

Dengan lulusnya para peserta WUBI Pematangsiantar setelah menjalani 7 bulan program pengembangan kompetensi, Zainal berharap, peserta wisuda dapat bermetamorfosa menjadi wirausaha yang agile (lincah) dan tahan banting serta menjadi role model bagi UMKM lain khususnya di wilayah SISI BATAS LABUHAN (Siantar, Simalungun, Batubara, Tanjung Balai, Asahan, Labuhan Batu, Labuhan Batu Utara dan Labuhan Batu Selatan). (ferry/hm06)

 

Related Articles

Latest Articles