6.5 C
New York
Friday, April 26, 2024

Babi Asal Riau Positif Mengidap Virus Flu Babi Afrika

Jakarta, MISTAR.ID

Babi di peternakan Indonesia yang memasok ternak ke Singapura dipastikan telah terinfeksi virus demam babi Afrika. Pihak berwenang yang ada di Indonesia menguji sampel babi dari peternakan di Pulau Bulan setelah kiriman babi hidup yang dikirim ke Singapura ditemukan terinfeksi virus tersebut.

Virus itu ditemukan pada 20 April di bangkai babi di rumah potong hewan di Jurong di mana hewan tersebut disembelih untuk dimakan.

Kepala otoritas veteriner di Badan Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Kesehatan Hewan Kepulauan Riau Honismandri mengatakan bahwa babi-babi tersebut kemungkinan terinfeksi oleh virus demam Afrika karena gejalanya berbeda dengan temuan kasus sebelumnya di Sumatera Utara dan daerah lain di Indonesia.

Baca Juga:Dinkes Sumut Waspadai Flu Babi G4 Jenis Baru

“Mereka tidak mengalami diare atau pendarahan. Babi-babi itu mungkin telah terinfeksi oleh babi hutan atau burung gagak yang bermigrasi dari pulau lain di dekatnya,” ucap Honismandri dikutip dari The Strait Times, Selasa (2/5/23).

Saat ini, Singapura telah menghentikan impor babi dari Pulau Bulan. Ia juga menambahkan bahwa peternakan sudah di tutup dan seluruh pengiriman babi hidup serta daging babi segar dari pulau itu dihentikan sejak 21 April 2023.

Honismandri menambahkan bahwa babi yang terinfeksi dan dipelihara di kandang yang sama telah dimusnahkan. Setengah dari 70 ribu babi yang ada peternakan Pulau Bulan saat ini dikunci ketat untuk mencegah infeksi lebih lanjut.

Baca Juga:Waspadai Virus Flu Babi G4 EA H1N1

Babi yang ada di peternakan telah divaksin terhadap penyakit kolera babi setelah muncul infeksi pada awal tahun 2022. Kolera babi dan demam babi Afrika memiliki gejala yang sama dan dapat menyebabkan kematian pada babi.

Namun, tak seperti kolera babi, hingga saat ini belum ada vaksin yang bisa mencegah flu babi Afrika. Flu babi Afrika tidak dapat menginfeksi manusia. Namun penyakit ini sangat mudah menular di antara babi-babi yang diternakkan.

“Jika peternakan bersih dalam enam bulan, dan mereka kemudian melakukan restock, atau jika babi yang ada berkembang biak dalam dua bulan, mereka dapat melanjutkan produksi dan mengekspor dalam waktu kurang dari setahun,” katanya.

“Kami juga akan melakukan surveilans dan tes di peternakan babi di seluruh Kepulauan Riau,” sambungnya.

Baca Juga:Flu Afrika Serang Babi di Agam

Impor babi hidup dari Pulau Bulan menyumbang sekitar 15 persen dari total pasokan daging babi di Singapura. Badan Makanan Singapura (SFA) mengatakan bahwa ini adalah pertama kalinya demam babi Afrika terdeteksi pada babi yang diimpor ke Singapura.

Singapura membeli daging babi dari lebih dari 20 sumber, termasuk babi hidup dari Sarawak di Malaysia Timur, serta daging babi beku dari Australia, Brasil, dan negara lain. SFA mewajibkan daerah pengekspor daging babi ke Singapura bebas dari demam babi Afrika, yang dapat ditularkan melalui daging mentah dari babi yang terinfeksi.(detik.com/hm01)

Related Articles

Latest Articles