Orang Tua di Pematangsiantar Minta UN Tidak Diterapkan Lagi di Sekolah
Ilustrasi pelajar di Kota Pematangsiantar. (f: dok/mistar)
Pematangsiantar, MISTAR.ID
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Prof Abdul Muti mewacanakan pengembalian Ujian Nasional (UN) yang akan berlaku tahun 2026 mendatang. Bahkan, dia menyebut telah menyiapkan konsep UN, meski belum diumumkan secara resmi.
Rencana itu mengundang berbagai respon masyarakat, baik akademisi maupun organisasi pendidik yang ada di tanah air. Kebanyakan pendapat mereka meminta UN agar tidak diadakan lagi.
Orang tua di Kota Pematangsiantar, Hisar Siburian kepada Mistar.id, menuturkan informasi tersebut telah banyak dibacanya melalui media massa. Hisar yang memiliki anak di bangku pendidikan tinggi dan SMA ini mengaku belum mendapatkan kepastian wacana tersebut.
"Tahun 2026 informasinya dibuat sistem itu. Tapi belum tau gimana kepastiannya. Kalau yang saya baca dan lihat di media sosial, banyak yang menolak. Begitu pun saya pribadi," kata Hisar, Jumat (17/1/25).
Dia menceritakan bagaimana anaknya yang lulus SMA pada tahun 2010 silam sempat stress sebelum mengikuti UN. Meski lulus dan berhasil melewati itu, sang anak kata Hisar kerap gusar.
"Makanya setelah dinyatakan lulus, pelampiasan mereka ya coret-coret seragam sekolah. Kita tidak bisa melarangnya, karena sebagai bentuk ekspresi si anak," ujarnya.
Saat ini anak bungsu Hisar duduk di bangku kelas X. Dia tidak ingin sang adik mengalami tekanan serupa dengan saudaranya. Meski Hisar percaya bahwa anaknya itu bisa melewati UN jikalau diadakan kembali.
"Tapi kasihan anak-anak yang lain. Sewaktu UN masih berlaku, banyak justru yang juara dari kelas 1 sampai 3 yang gak lulus. Terakhir harus mengikuti ujian paket C. Mental anak itu beda-beda," ucapnya.
Baca Juga: Ujian Nasional Resmi Dihapus
Dia berpandangan sistem yang diberlakukan beberapa tahun terakhir ini sudah cukup. Sebab karakter masing-masing anak hanya diketahui guru di sekolahnya.
"Kepala dinas gak paham itu, hanya guru kelas si anak yang tahu bagaimana karakternya, apa kekurangan dan kelebihan anak didiknya," sebutnya.
Meski UN ke depan tidak menjadi penentu kelulusan siswa, Hisar tetap menolaknya. Istilah UN, lanjut dia, sudah lama tertanam di pikiran anak-anak sekolah sebagai momok yang menakutkan dan mengkhawatirkan. (gideon/hm24)