Sunday, March 16, 2025
home_banner_first
DELISERDANG-SERGAI

Terkuak, Pedagang di Dolok Masihul Bayar Rp12 Juta Bangun Pasar

journalist-avatar-top
Sabtu, 15 Maret 2025 21.54
terkuak_pedagang_di_dolok_masihul_bayar_rp12_juta_bangun_pasar_

Pembangunan pasar yang dibebankan ke pedagang.(f:damanik/mistar)

news_banner

Sergai, MISTAR.ID

Pembangunan pasar tradisional di lahan milik Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pasar (Disperindagsar) Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) di Pekan Dolok Masihul, Kecamatan Dolok Masihul, ternyata dilakukan dengan sistem swadaya.

Para pedagang yang akan berjualan di dalam pasar tersebut diwajibkan membayar uang muka atau DP, dan biaya pembangunan secara penuh sebelum menjelang Lebaran.

Beberapa pedagang mengungkapkan bahwa mereka dipaksa untuk melunasi pembayaran melalui penagihan yang dilakukan oleh petugas lapangan yang akrab disapa “Mami”.

“Kami sudah membayar uang DP sebesar Rp1,5 juta, agar kami bisa berjualan di dalam pasar,” kata Siborin, dikutip Raju bersama rekan pedagang lainnya kepada mistar pada Sabtu (15/3/2025).

Para pedagang mengaku awalnya mereka diminta menandatangani selembar kertas oleh “Mami” yang bertugas mengutip uang retribusi pasar. Namun, banyak dari mereka tidak membaca isi kertas tersebut karena terburu-buru.

“Kami sebenarnya merasa keberatan. Di tengah kondisi penjualan yang sepi menjelang Lebaran, kami dipaksa melunasi uang pembangunan pasar. Jika tidak, katanya akan dialihkan kepada pedagang lain,” ujar Sobirin menambahkan.

Diketahui, pembayaran untuk pembangunan pasar berbeda-beda. Pedagang yang mendapatkan kios di bagian depan harus membayar sebesar Rp12 juta. Sedangkan di bagian belakang dikenakan biaya Rp10 juta.

“Di bagian depan, kami membayar Rp12 juta, di belakang, Rp10 juta. Terdapat 24 kios dengan ukuran masing-masing 2,66 m x 3,10 m,” jelasnya.

Pembangunan pasar ini dikelola oleh Ridwan Sitorus. Menurut salah satu pedagang, Ridwan Sitorus yang juga dekat dengan Bupati Sergai bertugas mengawasi proses pembangunan.

Saat dikonfirmasi di kediamannya, Ridwan mengaku bahwa pembangunan pasar dilakukan secara swadaya oleh para pedagang.

“Saya sudah berbicara dengan bupati untuk pembangunan pasar ini. Memang benar, para pedagang membayar uang bangunan mulai dari Rp10 juta hingga Rp12 juta per kios, sehingga total mencapai Rp264 juta untuk 24 kios. Saya mendahulukan pendanaan, dan para pedagang harus melunasi sebelum Lebaran agar tidak dialihkan kepada pedagang lain,” ujarnya.

Sementara itu, Roy Pane selaku Kadis Perindagsar, menegaskan bahwa pembangunan pasar ini sepenuhnya merupakan inisiatif swadaya dari para pedagang.

“Pembangunan ini dilaksanakan oleh pedagang, bukan dari anggaran pemerintah. Standar gambar memang berasal dari Disperindagsar, namun pelaksanaannya sepenuhnya ditanggung oleh pedagang, dengan ketentuan yang telah ditetapkan,” ujarnya. (damanik/hm17)

REPORTER:

RELATED ARTICLES