15.1 C
New York
Tuesday, May 21, 2024

Sakit Jantung dan Stroke, Penyebab Kematian Tertinggi di Indonesia dan Jadi Perhatian Global

Jakarta, MISTAR.ID

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Eva Susanti menyebutkan, penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian tertinggi di Indonesi.

“Penyebab kematian terbanyak di Indonesia adalah stroke sebesar 19,42 persen dan penyakit jantung iskemik (serangan jantung) sebesar 14,38 persen,” ujarnya, Senin (26/9/23).

Tidak hanya di Indonesia, kedua penyakit kardiovaskular tersebut juga menjadi perhatian global karena penyakit jantung iskemik menyebabkan 16,17 persen kematian di dunia, sedangkan stroke menyumbang 11,59 persen kematian.

Baca juga:Ternyata, Mikroplastik Bisa Masuk ke Jantung dan Otak

Faktor risiko penyakit kardiovaskular seperti tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, merokok, dan obesitas termasuk dalam 5 faktor risiko teratas penyebab beban penyakit di Indonesia.

Susanti mengatakan pada tahun 2022, pembiayaan penyakit katastropik meningkat menjadi Rp24,06 triliun (sekitar US$1,56 miliar).

“Kedua jenis penyakit kardiovaskular tersebut merupakan penyakit dengan pembiayaan terbesar pada program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), yaitu sebesar Rp15,37 triliun (US$997,73 juta),” ujarnya.

Baca juga:Benjamin Netanyahu Dipasangi Alat Pacu Jantung, Kenapa?

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa hanya 3 dari 10 orang dengan penyakit tidak menular yang mengetahui bahwa mereka mengidap penyakit tersebut, sedangkan sisanya tidak.

Oleh karena itu, dalam rangka menyambut Hari Jantung Sedunia yang diperingati setiap tanggal 29 September, Kementerian melakukan beberapa strategi untuk meminimalisir angka kematian akibat penyakit kardiovaskular.

Baca juga:Hati-hati! 6 Obat yang Memperparah Penderita Sakit Jantung

Strategi tersebut mencakup beberapa aspek seperti pendidikan dan promosi kesehatan, deteksi dini, penanganan kasus, dan rehabilitasi yang melibatkan berbagai program dan sektor.

Kementerian juga menggalakkan kampanye “CERDIK”, yang meliputi sosialisasi pemeriksaan kesehatan rutin, pemberantasan asap rokok, aktivitas fisik teratur, gizi seimbang, istirahat cukup, dan manajemen stres.(mtr/hm17)

Related Articles

Latest Articles