Tuesday, April 15, 2025
home_banner_first
NASIONAL

Fenomena El Nino dan IOD Picu Kekeringan di Indonesia saat Musim Kemarau

journalist-avatar-top
Selasa, 6 Juni 2023 15.46
fenomena_el_nino_dan_iod_picu_kekeringan_di_indonesia_saat_musim_kemarau

fenomena el nino dan iod picu kekeringan di indonesia saat musim kemarau

news_banner

Jakarta, MISTAR.ID

Adanya fenomena El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD) dapat memicu terjadinya kekeringan di Indonesia pada musim kemarau.

Kedua fenomena itu telah diprediksi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada Maret 2023 lalu, yang berpotensi mengakibatkan wilayah Indonesia menjadi lebih kering.

Menurut Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, fenomena El Nino dipengaruhi suhu muka air laut di Samudra Pasifik. Sedangkan IOD dipengaruhi suhu di Samudra Hindia. Dimana keduanya terjadi bersamaan pada musim kemarau tahun 2023 ini.

Baca juga: Dibayangi El Nino, Harga Pangan Bisa Melambung

“Di semester 2 ini diprediksi dapat berdampak pada semakin berkurangnya curah hujan di sebagian wilayah Indonesia selama periode musim kemarau ini. Sebagian wilayah Indonesia diprediksi akan mengalami curah hujan dengan kategori di bawah normal atau lebih kering dari kondisi normalnya,” sebut Dwikorita.

Dia juga menjelaskan memasuki Mei 2023 hingga saat ini, fenomena yang terkait dengan suhu muka air laut di Samudra Pasifik mengalami perubahan mengarah pada El Nino pada Juni 2023, sehingga berakibat semakin menghangatkan kawasan itu.

Dwikorita menerangkan, anomali temperatur di Samudra Pasifik semakin meningkat dan mencapai angka 0,8, bahkan semakin dekat dengan 1. “Jika sampai menyentuh angka 1 berarti El Nino moderat. Saat ini masih 0,8 di bawah 1 menandakan El Nino nya lemah. Hany saja ada tren untuk segera memasuki moderat,” jelasnya.

Baca juga: Fenomena Pemanasan Suhu El Nino Dianggap Mengancam, Ini Lima Poin Mencegah Karhutla

Ini juga mengindikasikan intensitas semakin menguat dengan peluang lebih dari 80 persen, sehingga ENSO Netral berubah menuju fase El Nino.

“Ada juga gangguan iklim terjadi di Samudra Hindia yaitu IOD yang dikontrol suhu muka air laut di Samudra Hindia saat ini berada pada fase arah menuju fase positif mulai Juni hingga Oktober mendatang,” kata Dwikorita. (merdeka/hm16)

REPORTER: