32.3 C
New York
Thursday, June 27, 2024

Tim Dokter Seleksi Keswa Polda Sumut Beberkan Penyebab 6 Casis Polwan TMS

Medan, MISTAR.ID

Prof Dr dr Elmeida Effendy, salah satu tim dokter angkat bicara mengenai enam Calon Siswa Polisi Wanita (Casis Polwan) yang Tidak Memenuhi Syarat (TMS) setelah dinyatakan tidak lulus ujian Kesehatan Jiwa dalam penerimaan Bintara Polri Tahun 2023 dari Polda Sumut.

dr Elmeida dengan tegas membantah seluruh pernyataan keenam Casis Polwan tersebut. Menurutnya, yang membuat gagal adalah seluruh jawaban mereka sama dan tidak menunjukkan kepribadian masing-masing.

“Jadi ada mis understanding soal nilai, tapi kami menilai dengan skala validasi dan klinis validasi ada empat tanda. Yaitu tanda tanya, F, L dan K. Kalau skala tanda tanya lebih dari 10, tidak valid, atau skala L lebih dari 75 dan F dan K lebih dari 70 tidak bisa diinterpretasi,” katanya saat pertemuan dengan keenam Casis TMS serta kuasa hukum para Casis di Polda Sumut, Selasa (20/6/2023) sore.

Baca juga; 6 Casis Polwan yang Gugur Menduga Ujian Penerimaan Bintara Tak Transparan

Bicara kepribadian, kata Elmeida, ada 10 penilain yang tidak dapat diinterpretasi, dan jika ada empat validasi gagal maka penilaian tahap selanjutnya tidak. Ujian kejiwaan atau kesehatan yang dimaksud seperti depresi, maskulin, banyak mengeluh sakit badan, psikopat, paranoid, feminism dan hysteria.

“Kebelakangnya (proses selanjutnya) tidak akan dinilai,” katanya dengan menegaskan bahwa pada tahapan itu harus dilakukan orang yang berkompeten sesuai dengan kepribadian.

Dia juga membeberkan terkait materi yang diberikan kepada para seluruh Casis Polwan. Pada ujian Keswa adalah bukanlah soal dan pertanyaan melainkan pernyataan, artinya pada lembaran yang sudah tersedia, casis tidak diminta untuk menjawab benar dan salah.

Baca juga: Enam Casis Polwan TMS Sebut Penerimaan Bintara Tidak Transparan, Polda Sumut Angkat Bicara

Menurutnya, kepribadian tiap pasti berbeda. Salah satu contohnya pernyataan seseorang penakut dan pemberani. Dalam konteks pernyataan itu, 6 casis memiliki pernyataan yang sama tentang kepribadian mereka.

“Jadi penakut dan pemberani itu tidak berarti salah, jika dalam batas normal. Tentunya kita akan menjawab sesuai dengan kepribadian kita. Jangan mengadopsi kepribadian orang. Jadilah nilai kebohongan kita tinggi dan nilai itu jadi TMS,” tegasnya.

Pada kesempatan ini, tim panitia seleksi bagian Keswa mengatakan Casis Polwan itu berbohong karena mengisi tidak sesuai dengan kepribadian mereka.

“Mereka berbohong tidak menunjukkan kepribadian mereka. Tapi mereka mempelajari. Jadi jawaban mereka persis semua jawabannya. Soal itu dari tahun ke tahun sama. Tapi itulah untuk mendeteksi kebohongan. Jujur nggak, soal itu mengajarkan untuk sesuai dengan kepribadian mereka,” ujarnya.

Baca juga: Oknum Polwan yang Jadi Calo Casis Bintara Coreng Institusi Polri

Setelah mendengarkan penjelasan itu, kuasa hukum Casis Polwan, Jonen Naibaho berterima kasih kepada pihak Polda Sumatera Utara, khususnya kepada Karo SDM, Kabid Dokkes, Kabid Humas dan dokter ahlinya. Kemudian, menurut Jonen, ujian untuk Keswan tidak sulit untuk dijawab Casis.

Sesuai dengan keterangan tim dokter dan panitia, Jonen pun mengakui transparan dalam melayani keluhan Casis yang dinyatakan TMS itu sudah dilakukan Polda Sumut.

“Kami minta di scan langsung nilai klien kami dan sudah dipenuhi oleh Karo SDM. Klien kami ini langsung scan hasil ujian mereka itu dan klien kami mengaku puas,” ungkapnya.

Walau demikian, pihaknya mengaku tetap belum puas karena belum mendapatkan perbandingan nilai 75 yang dinyatakan memenuhi syarat. Padahal lebih rendah dari 80.

“Kebetulan sudah kami mintakan perbandingan jawaban yang 75 ini tapi tidak diperbolehkan. Karena itu kepribadian orang. Untuk saat ini klien kami merasa puas. Mudah mudahan kedepannya, tidak ada keluhan lagi,” katanya mengakhiri. (saut/hm17)

Related Articles

Latest Articles