23.1 C
New York
Friday, November 1, 2024

Pengobatan TBC di Sumut Capai 90,2 Persen

Medan, MISTAR.ID

Indonesia menempati posisi kedua kasus tuberkulosis (TBC) terbanyak di dunia, setelah India dengan 969.000 kasus dan kematian sebanyak 144.000 orang.

Beban kasus TBC tertinggi pada tahun 2022 terjadi di Provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara (83.969 kasus) dan DKI Jakarta. Sumut menduduki posisi keempat.

Dikatakan Kepala Dinas Kesehatan Sumut, Alwi Mujahit Hasibuan, penemuan kasus TBC di seluruh Kabupaten/Kota di Provinsi Sumut saat ini ada di angka 24.274 kasus per 24 Juli 2023.

Baca juga: Waspada TBC Pada Anak dan Pahami Gejalanya

Dijelaskan, untuk penanganan kasus TBC ada 2 indikatornya. Pertama penemuan kasus tuberkulosis (treatment coverage) dan yang kedua keberhasilan pengobatan pasien (success rate).

“Capaian hingga bulan Juli 2023 ini tercatat  untuk kasus TBC yang telah diobati ada sebanyak 16.863. Pasien yang mendapatkan pengobatan lengkap ada 11.711 dan yang sembuh 3.496 orang. Alhamdulillah dari angka ini untuk keberhasilan pengobatan mencapai 90,2 persen, dimana target kita 90 persen. Artinya Sumut capai target keberhasilan pengobatan pasien TBC,” kata Alwi, pada Kamis (27/7/23).

Sebenarnya untuk kasus di Sumut ada 2 jenis, yakni TBC SO (sensitive obat) pengobatan membutuhkan waktu minimal 6 bulan dan TBC RO (resisten obat) merupakan yang sudah tidak mempan dengan obat-obatan.

Baca juga: Cegah Penyakit TBC Sejak Dini, Ini Imbauan Dinkes Medan

“Dari 2 jenis ini pada SO ada sebanyak 18.100 kasus. Sementara RO ada 353 kasus, sehingga total 18.453 kasus,” katanya.

Untuk penemuan kasus TBC sendiri sampai 24 Juli 2023 masih 28,91 persen. Sementara target untuk tahun ini sebanyak 91 persen. Untuk itu, saat ini Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumut bersama Dinkes Kabupaten/Kota lainnya berusaha untuk mengejar target tersebut. Ini karena Sumut mengejar eliminasi TBC di 2030.

“Tahun lalu kita memang gak sampai target untuk penemuan kasus yang harus 90-91 persen, hanya dicapai 59,1 persen. Jadi, tahun 2022 harus menemukan kasus sebanyak 72.328, tapi yang berhasil sekitar 42.961 kasus. Karena kita mau eliminasi ditargetkan untuk menemukan kasus lebih banyak di satu tahun ini harus bisa 83.969 kasus, naik 10 ribuan yang bertujuan untuk percepatan eliminasi 2030 untuk TBC. Akan tetapi kita masih 24.274 kasus yang artinya masih 28,91 persen,” ungkapnya.

Baca juga: Warga Binaan Lapas Medan Jalani Skrining Penyakit Menular TBC dan HIV

Dalam hal ini diharapkan ada kerja sama yang baik seluruh stakeholder dalam menemukan kasus-kasus TBC di Sumut. Sehingga bila tinggi angka yang dijumpai di daerah itu artinya keberhasilan menemukan kasus. Seperti di Kabupaten Deli Serdang ada 2.526 kasus dan Kota Medan 7.246 kasus, yang saat ini memang capaian penemuan kasus tinggi.

“Apabila semua pihak tidak ikut bergerak dan membantu menemukan kasus ini, bisa sampai gak target penemuan kasus hingga 91 persen?. Saat ini saja masih 28,91 persen. Lintas sektor dan sadarnya masyarakat berperan menemukan kasus TBC ini. Kalau kasus ditemukan tinggi jangan panik, artinya keberhasilan penemuan kasus berjalan. Apalagi Sumut ini populasinya banyak, artinya kan semakin cepat semua diobati bila sudah ditemukan kasusnya,” pungkas Alwi. (anita/hm16)

Related Articles

Latest Articles