Medan, MISTAR.ID
LPG 3 kg bersubsidi beberapa hari terakhir mengalami kelangkaan. Langkanya gas yang diperuntukkan masyarakat yang kurang mampu itu diduga ada permainan mafia.
Pandangan itu disampaikan Pengamat Ekonomi dari Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN SU), Sunarji Harahap, saat dikonfirmasi Mistar melalui seluler.
Sunarji menyebut, meningkatnya permintaan masyarakat terhadap gas tabung berwarna hijau itu menjadi salah satu penyebab kelangkaan.
Baca juga: Sikapi Kelangkaan LPG 3 Kg, DPRD Medan Akan Segera Panggil Pertamina
“Di saat yang sama, (diduga) munculnya mafia penimbunan LPG 3 kg bersubsidi, sehingga makin langka dan menyebabkan naik harga hampir sampai 2 kali lipat dari harga di pangkalan,” cetusnya, Jumat (28/7/23).
Selain itu, ia mengatakan penyebab kelangkaan ialah adanya beberapa usaha yang dilarang untuk menggunakan LPG bersubsidi, akan tetapi turut menggunakan gas tersebut.
“Seperti yang tertuang dalam Surat Edaran (SE) Direktur Jenderal Minyak dan Gas (Migas) No. B-2461/MG.05/DJM/2022. Beberapa usaha yang dilarang menggunakan LPG 3 kg antara lain seperti perhotelan, restoran, dan lain-lain,” sebut Sunarji.
Terjadinya kelangkaan tersebut menimbulkan dampak negatif di tengah-tengah masyarakat. Kata Sunarji, salah satu dampaknya adalah terganggunya aktivitas masyarakat.
Baca juga: LPG 3 Kg Langka di Sumut, Pertamina Tambah Stok 207 Ribu
“Dampak yang ditimbulkan akibat kelangkaan gas tersebut, yaitu aktivitas masyarakat terganggu, terjadi spekulasi harga gas, dan hilangnya kepercayaan masyarakat kepada pemerintah,” kata akademisi UIN SU itu.
Sunarji pun berharap dengan kelangkaan barang untuk masak itu pemerintah dalam hal ini Pemerintah Kota (Pemko) Medan dapat berkolaborasi untuk mengatasi persoalan tersebut.
“Berharap Pemko Medan bekerja sama dengan PT Pertamina untuk tegas dan memastikan stok LPG 3 kg bersubsidi ini aman,” pungkasnya. (Deddy/hm17)
