Medan, MISTAR.ID
Pekan ini, harga gula pasir juga mengikuti jejak beras. Melonjaknya harga gula pasir di pasar lokal ini disebut tak terlepas dari kenaikan harga gula di pasar global.
Perkembangan harga rata-rata kebutuhan pokok di Sumatera Utara (Sumut) berdasarkan data Dinas Perindag, Energi dan SDM untuk gula pasir tercatat naik 10,4% di atas Harga Acuan Penjualan (HAP) yang ditetapkan pemerintah, yakni Rp13.500 per kg.
Sedangkan untuk rata-rata harga gula pasir berdasarkan Indeks Harga Konsumen (IHK), di Kota Medan, Pematang Siantar, Gunung Sitoli, Sibolga dan Padangsidimpuan dijual seharga Rp14.700 per kg.
Baca Juga:Â Kadisperindag Sumut Sebut Harga Beras Medium Membubung Karena Kurang Pasokan Lokal
Harga tertinggi tercatat di Madina dan Nias Selatan yakni Rp16.000 per kg dan harga terendah di Langkat dengan harga Rp13.833 per kg.
Untuk tingkat konsumen Kota Medan sendiri, harga gula sudah mencapai Rp15.000 per kg. Hal itu dibenarkan Mak Bunga, salah satu pedagang yang menjual kebutuhan bahan pokok di Pasar Kwala Bekala Medan.
“Biasanya Rp14.000 per kg belakangan ini naik jadi Rp15.000 per kg. Kalau harga normalnya gula pasir ini Rp13.500 per kg. Semua naik, entah karena mau dekat akhir tahun atau entah karena mau Pemilu. Gak tahulah,” sebut Mak Bunga, Senin (25/9/23).
Sedangkan untuk harga eceran, gula pasir sudah dijual Rp16.000 per kg. Hal itu seperti diungkapkan Rina, seorang konsumen yang baru dua hari lalu membeli gula di kedai dekat rumahnya seharga Rp16.000 per kg.
Baca Juga:Â Harga Gula Pasir Terus Naik, Tembus Rp 16.000 Per Kg di Siantar
“Kehabisan gula jadi beli kedai dekat rumah. Eh, udah Rp16.000 aja sekilo. Gak beraslah, cabai lah, ini giliran gula yang naik,” keluh Rina.
Terpisah, Ketua Tim Pemantau Pangan Sumut, Gunawan Benjamin menuturkan memang harga gula pasir saat ini terpantau mengalami kenaikan di sejumlah pasar tradisional di Kota Medan. Naik sekitar Rp200 rupiah per kg.
“Adapun kenaikan harga gula pasir ini tidak terlepas dari kenaikan harga gula di pasar internasional. Ditambah kenaikan biaya produksi terkait pupuk dan kekhawatiran akan dampak El Nino,” pungkasnya. (Anita/hm22)
