Monday, April 14, 2025
home_banner_first
MEDAN

Gerindra dan PKS Dulu Mesra, Kini ‘Bertempur’ di Pilkada Medan

journalist-avatar-top
Rabu, 5 Agustus 2020 11.09
gerindra_dan_pks_dulu_mesra_kini_bertempur_di_pilkada_medan

gerindra dan pks dulu mesra kini bertempur di pilkada medan

news_banner

Medan, MISTAR.ID

Gerindra dan PKS akan saling tempur di Pilkada Medan. Kedua partai ini merupakan koalisi setidaknya dalam dua kali pemilihan umum (Pemilu) di Indonesia.

Gerindra menunjuk kadernya di DPRD Medan, Aulia Rahman menjadi bakal calon Wakil Wali Kota Medan berpasangan dengan calon Wali Kota Medan Bobby Nasution di Pilkada 9 Desember 2020.

Masuknya Gerindra sebagai pengusung Bobby Nasution akan menjadi lawan tanding bagi pasangan Akhyar Nasution-Salman Alfarisi, yang diusung oleh PKS dan Demokrat. Bertempurnya Gerindra dan PKS dianggap akan membelah pemilih kedua partai itu yang kompak di Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2014 dan 2019 lalu.

Lantas, kemana suara umat Islam sebagai pemilih mayoritas di Pilkada Medan kali ini Pengamat politik dari Universitas Sumatera Utara (USU) Agus Suriadi menilai hal itu akan bergantung performance masing-masing bakal calon (balon).

Baca Juga:Demokrat-PDIP Saling Serang karena Pilkada Medan

“Karena semua balon kan Islam. Bukan berarti Akhyar di usung PKS, lalu suara umat Islam langsung ke beliau,” kata Agus, Rabu (5/8/20).
Ia mengatakan, trik meraup suara umat Islam adalah bagaimana masing-masing balon bisa menunjukkan bahwa mereka memang calon pemimpin yang islami dan ideal bagi masyarakat.

Menurutnya, pertarungan Gerindra dan PKS di Pilkada Medan mengakhiri polarisasi pemilih yang terjadi di Pilpres. Gerindra bergabung bersama partai pendukung pemerintah seperti PDIP, Golkar, Nasdem, Hanura, PPP, PAN.

Koalisi ini akan menantang PKS dan koalisi barunya Demokrat. “Beda warna Pilpres dan Pilkada karena beda kepentingan. Tak ada kawan abadi dalam politik, yang ada cuma kepentingan,” jelasnya.

PDIP dan Gerindra adalah dua partai yang memenuhi syarat untuk mencalonkan calonnya sendiri tanpa harus berkoalisi. “Tapi faktanya keduanya berkoalisi dan tentunya harus sharing kekuasaan. Karena Bobby lebih diarahkan oleh PDIP, maka wakil harus dari Gerindra. Ini tentu saja hasil kepakatan elit di pusat yang tentu saja punya berbagai pertimbangan politis hubungan kedua partai,” sebutnya.(iskandar/hm10)

REPORTER:
TAGS