Medan, MISTAR.ID
Pada perdagangan hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat di level 6.956. Sentimen pasar diakhir pekan terbilang sangat minim.
Namun, dikatakan Analis Keuangan Sumut, Gunawan Benjamin harga minyak mentah dunia terus beranjak naik yang akan memicu kekhawatiran bahwa inflasi memang benar-benar akan mengalami kenaikan dalam waktu dekat. Dan kian mendorong ekspektasi kenaikan bunga acuan di masa yang akan datang
“Harga minyak dunia berbalik turun setelah sempat menyentuh $95 per barelnya. Harga minyak dunia pada sesi perdagangan pagi ini ditransaksikan di kisaran level $91.8 per barel. Sementara itu, rilis data pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat (AS) pada kuartal kedua masih sesuai ekspektasi pasar sebelumnya. Dimana ekonomi AS tumbuh 2,1%,” kata Gunawan, Jumat (29/9/23).
Sambungnya, kinerja ekonomi AS tersebut menjadi kabar baik bagi pasar saham. Karena rilis data ekonomi tersebut mengurangi spekulasi kemungkinan kenaikan bunga acuan dalam waktu dekat.
Baca juga:Â Pekan Ini, Peluang Pasar Keuangan Menguat Terbatas
Walaupun belum sepenuhnya menghapus kekuatiran tersebut. Mengingat yield atau imbal hasil US Treasury untuk tenor 10 tahun masih bertahan di atas level 4.5% atau di kisaran 4.598% pada perdagangan pagi ini.
“Disisi lain, mata uang Rupiah terpantau stabil diperdagangkan di kisaran 15.515 per US Dolar. Mata uang Rupiah masih menunjukan kinerjanya yang cukup solid pada sesi pembukaan perdagangan,” ungkapnya.
Sementara itu, harga emas ditransaksikan di kisaran level $1.865 per ons troy nya. Skenario kenaikan suku bunga acuan serta kenaikan yield obligasi AS yang terjadi baru baru ini memicu tekanan harga emas yang cukup signifikan.
