11.8 C
New York
Monday, May 6, 2024

Pasar Takjil Simpang Enam Kisaran, Berdayakan Jemaah dan Remaja Mesjid

Asahan, MISTAR.ID

Pasar takjil Simpang Enam Masjid Al Husna Kisaran merupakan salah satu lokasi yang paling ramai didatangi masyarakat di Kabupaten Asahan, Sumatera Utara (Sumut) menjelang waktu berbuka puasa untuk mencari jajanan dan makanan berbuka puasa.

Uniknya, makanan yang dijual di sini memberdayakan potensi ekonomi dari para jamaahnya. Kuenya dibuat mayoritas wanita yang sudah tak memiliki suami di sekitar mesjid. Sementara manajemen penjualannya dikelola sepenuhnya oleh remaja mesjid tersebut.

“Jadi kue-kue yang ada di sini sistemnya titip jual. Kami sebagai penjual hanya mengambil sedikit dari keuntungan penjualan kue. Kalau kuenya dibuat oleh ibu-ibu yang mayoritas wanita tak bersuami dari jamaah mesjid di sekitar sini,” kata Sukma, pengurus remaja Mesjid Al Husna saat berbincang dengan wartawan, Kamis (7/4/22).

Baca juga: BBPOM dan Dinas Ketapang Medan Uji Takjil di Jalan Amaliun Aman Dikonsumsi

Keberadaan pasar takjil Ramadan ini sangat memberdayakan potensi kemandirian ekonomi jamaahnya. Sebab mereka memiliki penghasilan sendiri selama Ramadhan. Pasar takjil tersebut sudah ramai dan buka sejak pukul 15.00 WIB hingga masuk waktu Magrib. Mereka menjual kue tersebut persis di depan jalan mesjid. Ada puluhan jenis kue yang dijual seperti kue basah, kue tradisional hingga gorengan. “Kalau omsetnya penjualannya sehari bisa enam juta rupiah lebih,” kata dia.

Sukma menjelaskan, pasar takjil ini telah ada sejak tahun 1990 dan bertahan sampai sekarang. Lokasinya berada di kawasan simpang enam di Kelurahan Kisaran Baru, Kabupaten Asahan. “Sudah lama ini. Kalau di Kisaran sepertinya di sini yang pertama ada jajanan takjil,” kata dia.

Ia mengatakan ada sekitar 20 orang anggota remaja mesjid yang membantu menjual kue. Nantinya, seluruh hasil keuntungan penjualan akan dibagi sebagai THR bagi anggota
remaja masjid sebagian lainnya menjadi pemasukan untuk kas mesjid. Kendati pasar takjil tersebut dibuka oleh remaja mesjid setempat, mereka tidak membatasi pedagang yang ingin berjualan. Sebab banyak juga warga sekitar yang nimbrung ikut berjualan aneka makanan takjil di sekitar mesjid.

Salah seorang wanita pembuat kue yang menitipkan kue tersebut bernama Mahliani (60). Ia mengaku bersyukur bisa menitip jualkan kue yang dibuatnya sendiri dan mendapat penghasilan selama Ramadan. “Saya sudah tidak memiliki suami. Sudah 7 tahun menitip kue di sini. Penjualannya bagus, asalkan hari cerah tidak hujan biasanya kue sudah habis,” kata dia. (perdana/hm09)

Related Articles

Latest Articles