7.4 C
New York
Thursday, April 25, 2024

Rusia Diduga Terlibat Upaya Kudeta Jerman

Berlin, MISTAR.ID

Polisi Jerman melakukan penggerebekan skala nasional pada Rabu (7/12/22) dan berhasil menangkap 25 orang yang dicurigai sebagai anggota “sel teror” sayap kanan yang merencanakan untuk menggulingkan pemerintah dan menyerang parlemen.

Sekitar 3.000 petugas termasuk unit elit anti-teror mengambil bagian dalam penggerebekan pada dini hari tersebut dan menggeledah lebih dari 130 properti, yang digambarkan oleh media Jerman sebagai salah satu tindakan polisi terbesar di negara itu terhadap ekstremis.

Penggerebekan itu menargetkan tersangka anggota gerakan “Citizens of the Reich” (Reichsbuerger).

Baca juga: Pangkalan Udara Rusia Didrone, Putin Digempur Serangan Balik

“Mereka telah membuat persiapan konkret untuk secara paksa memaksa masuk ke parlemen Jerman dengan kelompok bersenjata kecil”, kata jaksa federal dalam sebuah pernyataan, dikutip AFP.

Mereka yang ditangkap dituduh telah membentuk kelompok teroris paling lambat pada akhir November 2021, yang telah menetapkan tujuan untuk mengubah tatanan negara yang ada di Jerman dan menggantinya dengan negara mereka sendiri.

Adapun, dua dari 25 penangkapan dilakukan di luar negeri, di Austria dan Italia.

Jaksa di Karlsruhe mengatakan mereka telah mengidentifikasi 27 orang lagi sebagai tersangka anggota atau pendukung jaringan teror.

Gerakan Reichsbuerger termasuk neo-Nazi, ahli teori konspirasi, dan penggemar senjata yang menolak legitimasi republik Jerman modern.

Lama dianggap sebagai orang yang tidak puas dan eksentrik, Reichsbuerger telah menjadi makin radikal dalam beberapa tahun terakhir dan dipandang sebagai ancaman keamanan yang berkembang.

Mantan tentara diyakini termasuk di antara anggota kelompok teror yang baru dibentuk.

“Para tertuduh dipersatukan oleh penolakan mendalam terhadap institusi negara dan tatanan dasar yang bebas dan demokratis dari Republik Federal Jerman,” kata para jaksa federal.

Jaksa menilai para tersangka sadar bahwa rencana mereka hanya dapat diwujudkan dengan menggunakan sarana militer dan kekerasan terhadap perwakilan negara.

Baca juga: Jerman Vs Kosta Rika, Dituntut Mutlak Menang

Perlu diketahui, pengikut Reichsbuerger umumnya percaya pada kelangsungan keberadaan Reich Jerman sebelum perang, atau kekaisaran, seperti yang berdiri di bawah Nazi, dan beberapa kelompok telah mendeklarasikan negara mereka sendiri.

Mereka biasanya menyangkal otoritas polisi dan lembaga negara lainnya.

Menurut jaksa penuntut, tersangka sel teror percaya pada teori konspirasi Reichsbuerger dan QAnon dan “sangat yakin” bahwa Jerman dijalankan oleh “negara dalam” yang perlu digulingkan.

Mereka diduga berencana menunjuk salah satu tersangka yang ditangkap, Heinrich XIII P.R., sebagai pemimpin baru Jerman pascakudeta.

Jaksa penuntut mengatakan dia sudah berusaha melakukan kontak dengan pejabat Rusia untuk membahas “tatanan negara baru” Jerman setelah kudeta.

“Tidak ada indikasi bahwa narahubung menanggapi permintaannya secara positif,” kata jaksa.

Seorang wanita Rusia bernama Vitalia B., yang termasuk di antara mereka yang ditangkap, diduga memfasilitasi kontak tersebut.

Sebagai bagian dari persiapan kudeta, anggota sel teror yang memperoleh senjata mengorganisir latihan menembak dan mencoba merekrut pengikut baru, khususnya di kalangan militer dan polisi.

Badan intelijen dalam negeri Jerman memperkirakan bahwa Reichsbuerger terdiri dari sekitar 20.000 orang. Dari jumlah tersebut, lebih dari 2.000 dianggap berpotensi melakukan kekerasan.

Sejauh ini, Jerman menganggap kelompok ekstrem sayap kanan sebagai ancaman terbesar bagi keamanannya menyusul serentetan serangan dalam beberapa tahun terakhir.

Pada April, polisi menggagalkan rencana kelompok sayap kanan untuk menculik menteri kesehatan.

Kelompok itu berafiliasi dengan gerakan Reichsbuerger dan apa yang disebut kelompok “Querdenker” (Pemikir Lateral) yang menentang lockdown terkait virus corona.

Sementara itu, Kedutaan Rusia di Berlin membantah memiliki hubungan dengan kelompok teror sayap kanan di Jerman.

“Kedutaan Besar Rusia di Jerman memperhatikan fakta bahwa kantor diplomatik dan konsuler Rusia di Jerman tidak mempertahankan kontak dengan perwakilan kelompok teroris atau entitas ilegal lainnya,” kata kedutaan dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita Rusia. (cnbc/hm06)

Related Articles

Latest Articles