9.8 C
New York
Friday, April 26, 2024

Presiden Tiongkok Temui Putin, AS: Perang Masih Berlanjut

Washington, MISTAR.ID

Amerika Serikat (AS) menegaskan, pertemuan Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Vladimir Putin di Moskow pekan ini tidak akan memberikan dampak apapun. Pasalnya, perang Ukraina tidak akan berakhir dalam waktu dekat.

“Presiden Xi ingin terbang jauh-jauh ke Moskow. Namun belum pernah berbicara dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, belum mengunjungi Ukraina, jadi tidak perlu repot-repot memanfaatkan dirinya sendiri untuk Ukraina,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby, dilansir dari Anadolu Agency, Rabu (22/3/23).

“Kami belum melihat apa pun yang mereka katakan, yang mereka kemukakan, yang memberi kami harapan bahwa perang ini akan segera berakhir,” sambung dia.

Baca Juga:AS Desak Xi Jinping Tekan Putin Atas ‘Kejahatan Perang’ di Ukraina

Menurutnya, hingga saat ini perang masih berlanjut. “Faktanya, Putin atau juru bicaranya, Dmitry Peskov, mengatakan sesuatu seperti bersedia untuk bernegosiasi. Tapi Barat dan Ukraina menolak, karena ini sesuatu yang benar-benar salah,” ujarnya.

Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin membahas proposal perdamaian Beijing untuk gencatan senjata di Ukraina pada hari pertama pembicaraan keduanya.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menolak untuk memberikan rincian lebih lanjut.

“Ada pertukaran pandangan yang sangat menyeluruh, pembicaraan serius di bagian informal,” katanya merujuk pada pertemuan Senin kemarin.

Peskov mengatakan, kedua pemimpin membahas proposal perdamaian Tiongkok tetapi sekali lagi menolak untuk menjelaskan lebih lanjut.

Putin mengatakan, dia telah mempelajari ide-ide Beijing dengan hati-hati, memandangnya dengan hormat dan akan mendiskusikannya dengan Xi.

Proposal Tiongkok menetapkan beberapa prinsip umum dalam rencana 12 poin tetapi tidak berisi rincian tentang bagaimana mengakhiri perang, yang sekarang memasuki bulan ke-13.

Baca Juga:Xi Jinping Bertemu Hun Sen Bahas Kerjasama Strategis China-Kamboja

Proposal tersebut sebagian besar telah ditolak di Barat sebagai taktik untuk mengulur waktu bagi Putin untuk menyusun kembali pasukannya dan memperkuat cengkeramannya di tanah yang diduduki.

Pejabat Ukraina dan Barat khawatir setiap gencatan senjata hanya akan membekukan garis depan, memberi Rusia keuntungan karena berjuang untuk membuat kemajuan menyusul kemunduran serius sejak meluncurkan invasi pada Februari tahun lalu.(medcm/hm12)

Related Articles

Latest Articles