Simalungun, MISTAR.ID
Pertanian di kawasan perkotaan atau Urban Farming dengan sistem hidroponik memilik prospek bisnis yang layak dilirik. Selain tidak membutuhkan ketersediaan lahan luas, metode pertanian ini memungkinkan petani mengembangkan skema bisnis sederhana.
Hal ini bisa terlihat seperti yang dilakukan Rizky Maulana Damanik (28), salah seorang pemuda di Kelurahan Sinaksak, Kecamatan Tapian Dolok, Kabupaten Simalungun. Ia memilih menjadi petani milenial, saat anak seusianya berkutat dengan dunia kerja maupun dunia digital dan berlomba-lomba menjadi pembuat konten.
Di usia yang masih muda, Rizky meyakinkan diri untuk mengembangkan sektor pertanian di daerahnya. Ia bahkan menjual vespa miliknya agar bisa memulai karir di dunia agrobisnis.
Baca Juga:Â Dua LPM di Sumut Terima Penghargaan dari Dewan Pers, Ini Karyanya
Rizky pun memilih metode pertanian hidroponik. Alasan utamanya, karena keterbatasan lahan di tempat tinggalnya. Selain itu, hidroponik juga masih jarang dikembangkan, baik di kelurahan tempat dia tinggal, maupun di Kabupaten Simalungun.
Berbekal pendidikan dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Rizky pun semakin bertekad mengenalkan sistem pertanian modern tersebut di kampungnya.
Tak hanya itu, pengalaman magang di sebuah perusahaan pertanian di Taiwan pun membuat tekad Rizky semakin kuat untuk mengembangkan agrobisnis hidroponik.
“Sebelumnya saya pernah magang di Taiwan untuk belajar pertanian. Di sana, segalanya berbeda dengan Indonesia, mulai dari budaya, sistem kerja, hingga disiplin. Semuanya sangat berbeda,” katanya saat ditemui Mistar.id, di lahan pertanian hidroponik miliknya, Minggu (12/11/23).
