29.5 C
New York
Saturday, June 22, 2024

Depresi Demon: Band Medan yang Konsisten Memilih Aliran Grunge

Medan, MISTAR.ID

Grunge merupakan aliran musik subkultur dari alternative rock. Musik ini memadukan unsur punk rock dan heavy metal secara bebas. Liriknya sendiri banyak bertemakan tentang trauma psikologis, lingkungan sosial, dan suara kebebasan.

Aliran musik ini sering disebut juga Seattle Sound karena muncul pertama kali dari Kota Seattle, Barat Laut Amerika, pada pertengahan 1980-an.

Di Indonesia, grunge masuk sebagai skena lokal pada era 90-an berpusat di Bandung dan Jakarta yang memunculkan kesegaran dan ekspresi kebebasan saat itu.

Baca juga: Dunia Musik Sekarang, Semua Musisi Punya Kesempatan

Sementara di Kota Medan, tidak ada catatan pasti mengenai kapan masuk dan mulai maraknya aliran musik ini. Depresi Demon, salah satu band Medan yang beraliran grunge yang sudah lama malang melintang di dunia musik ini mengamini hal tersebut saat ditemui mistar.id di markas mereka di kawasan Jalan Jermal, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan, Sabtu (22/6/24).

Dibentuk pada akhir tahun 2005, band ini sudah beberapa kali berganti formasi. Terbaru, band ini digawangi oleh Aga, pendiri sekaligus mengisi gitar dan vokal, Fattah pada bass, dan Madan pada drum.

Aga menyebut, memilih grunge sebagai haluan bermusik disebabkan ketertarikannya pada etos ‘No One Loser’ yang kerap diusung oleh kebanyakan band beraliran ini, seperti Nirvana, Alice in Chains, Soundgarden, Melvins, dan lainnya.

“Irama musik yang khas dan bebas juga menjadi daya tarik tersendiri. Bagi kami, keterbuangan dan kebebasan bisa menjadi satu energi baru dalam menciptakan karya,” ungkap Aga.

Baca juga: Festival Musik dan Tari 2024 Diikuti 380 Penari Sanggar Kota Medan

Hingga tahun 2019, Depresi Demon sudah merilis 3 album secara mandiri, yakni Nothing Ep (2011, format CD), Manekin (2013, format CD dan kaset pita), dan Chaos Grunge (2019, format kaset pita).

Selain album, sejak 2008-2017, band ini sudah merilis belasan single lewat platform digital. Beberapa lagunya sempat menduduki posisi teratas dalam tangga lagu radio lokal di Medan.

Untuk aksi panggung, sejak tahun 2008, band ini sudah aktif manggung baik di dalam kota maupun luar kota. Pada 2018, Depresi Demon melangsungkan tur di 4 kota besar di Sumatera (Medan, Pekanbaru, Batam, dan Palembang).

Baca juga:Bagaimana Negara Jazirah Arab Menilai Musik?

Di Kota Medan sendiri untuk pendengarnya lumayan banyak, meski tak sebanyak genre musik umum lain. Tetapi sekali suka, bisa menjadi militan, dari musik menjadi kultur.

“Konsistensi kami dalam bermusik dilatarbelakangi karena hobi dan kecintaan sehingga tidak ada faktor tekanan berarti yang menghambat progres bermusik,” lanjut Aga.

Saat ini, Depresi Demon sedang dalam proses penggarapan album ke-4 yang diberi judul Luminol. Beberapa video clip-nya juga sedang dipersiapkan. Pun dengan agenda tur promo album.

“Semua sedang kita siapkan, doakan saja. Tak ada alasan bagi kami untuk berhenti bermusik,” tutupnya. (maulana/hm17)

Related Articles

Latest Articles