24.2 C
New York
Wednesday, May 8, 2024

Tangguhkan Kesepakatan Biji-bijian, Rusia Disebut “Kejam” oleh AS

Perserikatan Bangsa-Bangsa, MISTAR.ID

Linda Thomas-Greenfield, Duta Besar AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), mengecam keputusan Rusia untuk menghentikan keterlibatannya dalam kesepakatan biji-bijian Laut Hitam, menyebutnya sebagai “tindakan nan kejam.”

Thomas-Greenfield mengatakan kepada wartawan Senin (17/7/23), “Rusia telah melontarkan pukulan lain kepada golongan paling rentan di dunia.”

Dia menyatakan bahwa kesepakatan biji-bijian yang dibuat antara Turki dan PBB telah memberikan sedikit harapan bagi krisis pangan global.

“Perjanjian ini telah membawa stabilitas ke pasar pangan global dan menurunkan nilai pangan untuk semua orang. Dia berkata, “Namun hari ini, Rusia telah menghancurkan semua kemajuan ini dan semua harapan ini.”

Baca juga : Rusia Tangguhkan Kesepakatan Biji-bijian Laut Hitam

Setelah 17 Juli 2023, Rusia menolak untuk memperbarui kesepakatan karena menganggap kepentingannya belum terpenuhi.

Ahli bicara pemerintah Rusia Dmitry Peskov menyatakan, “Sayangnya, sejauh ini bagian nan berangkaian dengan Rusia dalam perjanjian Laut Hitam ini belum dilaksanakan.”

Dengan menyetujui perpanjangan kesepakatan, Rusia berusaha menghilangkan kendala yang menghambat ekspor pupuk.

Salah satu langkah yang akan mereka ambil adalah memasukkan Bank Pertanian Rusia ke dalam sistem pembayaran internasional SWIFT.

Perjanjian tentang biji-bijian Laut Hitam ditandatangani di Istanbul pada Juli 2022 oleh Ukraina, Rusia, PBB, dan Turki.

Tujuan kesepakatan ini adalah untuk melanjutkan ekspor biji-bijian dari beberapa pelabuhan Ukraina di Laut Hitam sebelum perang Rusia-Ukraina dimulai pada Februari 2022.

Sejak saat itu, kontrak telah diperbarui beberapa kali, dan pada 18 Mei 2023, ia diperpanjang lagi selama dua bulan.

PBB menyatakan bahwa kesepakatan itu memastikan pengiriman lebih dari 32 juta metrik ton komoditas pangan dengan aman dari pelabuhan Ukraina.

Baca juga : Dampak Perang Rusia-Ukraina: Petani Gandum Dunia Menjerit

Thomas-Greenfield mengatakan, mengutip data dari Program Pangan Dunia, “Lebih dari 345 juta orang menderita kerawanan pangan tingkat tinggi.”

“Dan kita tahu tanpa keraguan bahwa perang sadis Rusia terhadap Ukraina telah mendorong jutaan orang ke tepi jurang, terutama di Timur Tengah dan Afrika,” katanya menambahkan.

Thomas-Greenfield mengatakan bahwa ketika Rusia bermain politik, banyak pihak akan menderita, termasuk anak-anak di daerah Tanduk Afrika yang kekurangan nutrisi akut.

Ibu-ibu akan memproduksi ASI untuk bayinya karena mereka kekurangan nutrisi dari makanan.

“Dunia memerlukan Inisiatif Biji-Bijian Laut Hitam, dan semua negara personil (PBB) kudu berasosiasi dan mendesak Rusia untuk membatalkan keputusannya, melanjutkan negosiasi, memperpanjang, memperluas, dan menerapkan sepenuhnya inisiatif ini,” kata utusan AS itu. (Anadolu/hm19)

Related Articles

Latest Articles