20.5 C
New York
Wednesday, May 15, 2024

Siantar Inflasi 0,16 Persen, BI Ungkap Prakiraan Penyebab Kenaikan Harga Beras

Pematang Siantar, MISTAR.ID

Perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) umum Kota Pematang Siantar pada periode September 2023 mengalami inflasi sebesar 0,16 persen secara bulanan atau month to month (mtm).

Realisasi besaran inflasi tersebut lebih rendah dibandingkan realisasi Provinsi Sumatera Utara dan Nasional yang masing-masing mengalami inflasi sebesar 0,37 persen (mtm) dan 0,19 persen (mtm).

Secara tahunan atau year on year (yoy), Kota Pematang Siantar mengalami inflasi sebesar 2,50 persen (yoy). Sementara secara tahun kalender atau year to date (ytd) Kota Pematang Siantar mengalami inflasi sebesar 1,50 persen (ytd).

Baca juga: Harga Beras yang Meroket Sumbang Inflasi di Sumut pada September 2023

Demikian informasi perkembangan inflasi pada September 2023 yang disampaikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Pematang Siantar, Muqorobin melalui Unit Data Statistik dan Kehumasan (UDSK) BI Pematang Siantar, pada Selasa (3/10/23).

Inflasi pada periode ini utamanya didorong oleh kenaikan harga komoditas pangan di antaranya beras, ikan asin teri dan ikan tongkol. Beras mengalami inflasi tertinggi sebesar 2,02 persen (mtm) dengan andil inflasi sebesar 0,10 persen.

Selanjutnya kenaikan harga ikan asin teri dan ikan tongkol masing- masing mengalami inflasi sebesar 7,87 persen (mtm) dan 16,38 persen (mtm) dengan andil inflasi sebesar 0,07 persen dan 0,06 persen.

Kenaikan Harga Beras

Baca juga: Kendalikan Inflasi, Wali Kota Susanti Bersama TPID Siantar Gelar HLM

Komoditas beras mulai mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan sejak minggu ke 2 September 2023. Berdasarkan pantauan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), rata-rata harga beras mengalami kenaikan dari Rp 12.850 di Agustus 2023 menjadi Rp 13.100 pada September 2023.

Kenaikan harga beras diperkirakan terjadi akibat adanya sentimen kenaikan harga oleh pedagang di tengah isu penurunan produktivitas beras akibat el nino, serta peningkatan harga gabah seiring dengan meningkatnya biaya produksi akibat kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan kelangkaan pupuk bersubsidi.

Sementara itu, berdasarkan informasi responden Survei Pemantauan Harga (SPH), naiknya harga ikan tongkol dan ikan asin teri disebabkan kenaikan harga dari distributor seiring dengan hasil tangkapan nelayan yang berkurang.

Tekanan inflasi lebih lanjut, tertahan oleh deflasi pada beberapa komoditas diantaranya bawang merah, telur ayam ras dan pir. Bawang merah mengalami deflasi sebesar -22,55 persen (mtm) dengan andil deflasi -0,13 persen. Diikuti telur ayam ras dan pir yang masing-masing mengalami deflasi sebesar -8,93 persen (mtm) dan -19,13 persen (mtm), dengan andil deflasi masing-masing -0,08 persen dan -0,04 persen.

Baca juga: Pj Wali Kota Tebing Tinggi Ikuti Rakor, Mendagri RI: Inflasi Kita Masih Cukup Terkendali 

Komoditas bawang merah melanjutkan trend deflasi dari bulan sebelumnya. Deflasi pada bawang merah utamanya didorong oleh pasokan yang terjaga seiring dengan berlangsungnya periode panen di beberapa sentra produksi Kabupaten Simalungun.

Berdasarkan hasil survei PIHPS pasokan, pasokan bawang merah mengalami kenaikan sebesar 17,5 persen (mtm), dari rata-rata 80 kwintal di Agustus 2023 menjadi 94 kwintal di September 2023.

Related Articles

Latest Articles