Jakarta, MISTAR.ID
Mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau bergerak di zona merah. Tercatat dolar Singapura melemah 0,05 persen, yuan China minus 0,39 persen, rupee India minus 0,17 persen, dan dolar Hong Kong minus 0,09 persen.
Begitu juga dengan nilai tukar rupiah ditutup di level Rp15.165 per dolar AS, Selasa (17/1/23) sore.
Mata uang Garuda melemah 120 poin atau minus 0,8 persen dari perdagangan sebelumnya.
Baca Juga:Rupiah Naik Tajam
Sementara itu, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah merosot ke posisi Rp15.154 per dolar AS pada perdagangan hari ini.
Lalu, won Korea Selatan melemah 0,25 persen, peso Filipina minus 0,45 persen, dan ringgit Malaysia minus 0,17 persen. Di sisi lain, yen Jepang menguat 0,02 persen.
Sementara itu, mayoritas mata uang negara maju terpantau menguat. Euro Eropa menguat 0,9 persen, poundsterling Inggris menguat 0,24 persen, Franc Swiss menguat 0,36 persen, dolar Australia menguat 0,17 persen, dan dolar Kanada stagnan.
Baca Juga:Rupiah Menguat Seiring Naiknya Inflasi di China
Analis DCFX Futures Lukman Leong mengatakan, rupiah melemah bersamaan dengan mata uang negara Asia lainnya imbas data pertumbuhan ekonomi China yang melambat.
“Rupiah melemah bersama dengan mata uang regional dan Asia yang umumnya juga melemah merespon data pertumbuhan ekonomi di China yang melambat,” ungkapnya.
Ekonomi China tumbuh 3 persen sepanjang 2022 atau melambat dari tahun sebelumnya, 8,1 persen. Angka ini jauh di bawah target pemerintah sebesar 5,5 persen dan menjadi salah satu yang terburuk dalam hampir setengah abad terakhir.(cnn/hm10)
