15.6 C
New York
Sunday, May 19, 2024

Pekan Ini Pasar Keuangan Dibayangi Banyak Sentimen Negatif

Medan, MISTAR.ID

Data inflasi di tanah air masih akan menjadi isu utama penggerak perdagangan pada pekan ini. Secara tahunan atau year on year, inflasi di Indonesia masih berpeluang untuk mengalami kenaikan. Kenaikan laju tekanan inflasi ini nantinya bisa saja kembali menggiring ekspektasi terkait dengan kemungkinan kenaikan bunga acuan.

Meski begitu, dikatakan Pengamat Ekonomi Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin sejauh ini, Bank Indonesia (BI) telah menyatakan bahwa tidak akan ada lagi kenaikan laju tekanan inflasi. “Namun rilis data inflasi yang mengalami kenaikan bisa berpengaruh negatif bagi pasar keuangan. Selain itu di pekan ini, akan ada rilis data penjualan barang tahan lama (durable goods order) dari AS yang diperkirakan akan terkoreksi atau turun,” sebut Gunawan, Senin (27/2/23).

Sementara itu ada banyak negara yang akan merilis data pertumbuhan ekonominya. Salah satunya India yang akan merilis pertumbuhan ekonomi yang diproyeksikan melambat dikisaran 4.5% secara tahunan di kuartal keempat 2022.

Baca Juga:Harga Minyak Anjlok, Risiko Inflasi yang Tinggi Picu Kekhawatiran Permintaan

“Selain India, sejumlah negara lain seperti Australia, Kanada dan banyak negara lainnya juga akan merilis inflasi. Namun sayangnya diproyeksikan semua negara yang merilis data pertumbuhan ekonominya akan mengalami perlambatan,” ujarnya.

Selain beberapa data yang disebutkan tadi, Dosen UISU ini menjabarkan selama sepekan kedepan juga akan ada banyak pernyataan dari sejumlah Gubernur Bank Sentral di AS. Jika masing-masing Gubernur bernada hawkish, ini akan menjadi pertanda bahwa potensi kenaikan bunga acuan The FED akan terjadi dalam waktu dekat ini.

“Hal tersebut tentunya akan menggiring ekspektasi kemungkinan kenaikan bunga acuan yang bisa parkir di level yang lebih tinggi dan diluar ekspektasi sebelumnya,” imbuhnya.

Baca Juga:Dolar Melemah Karena Pasar Tunggu Tindakan Fed Tangani Inflasi Tinggi

Ditambahkan Gunawan, pada pekan ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan Rupiah diperkirakan masih dalam tekanan. Rupiah berpeluang ditransaksikan dalam rentang 15.200 hingga 15.300 per US Dolar. “Sementara IHSG diproyeksikan akan kembali menguji level psikologis 5.800. Sementara harga emas juga akan menguci level psikologis $1.800 per ons troy nya. Jadi ada potensi tekanan di pasar keuangan maupun pada harga emas secara keseluruhan,” pungkasnya.(anita/hm15)

Related Articles

Latest Articles