15.6 C
New York
Sunday, May 19, 2024

Bapanas: Kenaikan Harga Telur Karena Keseimbangan Baru

Jakarta, MISTAR.ID

Badan Pangan Nasional (Bapanas) telah mengeluarkan regulasi melalui Perbadan Nomor 5 tahun 2022 tentang Harga Acuan Pembelian di Tingkat Produsen dan Konsumen Komoditas Jagung, Telur Ayam Ras, dan Daging Ayam Ras.

Kebijakan tersebut bertujuan untuk mengatasi disparitas antara harga produksi dan harga jual ayam di pasar. Kepala Bapanas Arief Prasetyo menjelaskan kenaikan harga telur dan daging ayam yang terjadi baru-baru ini adalah bagian dari proses pembentukan keseimbangan harga baru.

“Kenaikan harga yang terjadi karena sedang menciptakan keseimbangan baru dalam struktur biaya yang membentuk harga telur dan ayam boiler di tingkat penjualan,” ujar Arief dalam keterangan tertulisnya, yang dilihat Selasa (25/7/23).

Kenaikan dilakukan harga acuan dilakukan karena banyak peternak ayam mengalami kerugian pada Januari. Dimana, biaya produksi sudah tidak sebanding dengan harga jual. Oleh karena itu, Arief menekankan perlunya mengatasi masalah tersebut secara bertahap.

Baca juga: Dalam Waktu Dekat Bapanas Pastikan Harga Gula Nasional Naik

“Ilmu kita tidak boleh hanya melihat harga murah di atas kertas, tetapi pada akhirnya peternak mengalami kerugian dan masyarakat menghadapi kelangkaan telur. Tentu saja, kita tidak ingin produsen berhenti berproduksi,” katanya.

Kenaikan harga disebabkan oleh kenaikan harga Day Old Chicken (DOC) atau ayam dengan umur di bawah 10 hari, yang naik dari Rp5.000 menjadi Rp8.000 per ekor. Selain itu, harga jagung juga meningkat dari Rp3.150 per kg menjadi lebih dari Rp6.000 per kg.

“Oleh karena itu, tugas kita bersama adalah untuk menjaga keseimbangan harga di tiga tingkatan, yaitu di tingkat produsen, pedagang, dan konsumen, sesuai dengan arahan dari Bapak Presiden,” ungkap Arief.

Baca juga: Bapanas Sebut Bulog Lakukan Perbaikan Hadapi Panen Raya

Perlunya mendukung peternak untuk mendapatkan harga yang adil dengan cara mengeluarkan regulasi terkait harga acuan. Bapanas juga berusaha untuk menjaga stabilitas pasokan melalui Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP) jagung pakan dari daerah surplus di wilayah Sumbawa dan Dompu, Nusa Tenggara Barat, ke daerah sentra peternak di Blitar dan Kendal.

“Dengan campur tangan pemerintah yang mengatur harga distribusi jagung pakan tersebut, diharapkan harga telur dan daging ayam di tingkat penjualan bisa ditekan,” tambah Arief. (cnn/hm20)

Related Articles

Latest Articles