23.9 C
New York
Monday, August 5, 2024

Mahasiswa UGM Ciptakan E-Tongue untuk Deteksi Penyakit Alzheimer

Jakarta, MISTAR.ID

Lima mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) melakukan riset sekaligus mengembangkan potensi membran lipid pada lidah elektronik atau e-Tongue sebagai alternatif terhadap efektivitas diagnosis penyakit Alzheimer.

Kelimanya tergabung dalam tim Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Riset Eksakta (PKM-RE) UGM. Merek adalah Muhammad Rofii Ashari (Fisika 2022), Zuleika Arum (Fisika 2022), Putri Ardiana Dwi Rahmawati (Kimia 2022), Aulia Agustin (Fisika 2023), dan Jonathan Hamonangan Sihaloho (Kedokteran Umum 2023).

Dalam pengembangan itu mereka didampingi Dr Eng Ahmad Kusumaatmaja SSi MSc, mengembangkan riset terkait diagnosis dini penyakit Alzheimer menggunakan lidah elektronik.

Muhammad Rofii Ashari mengatakan, inovasi Lidah elektronik atau e-Tongue yang mereka kembangkan menggunakan sensor elektronik untuk mendeteksi, serta membedakan berbagai rasa dan komponen kimia dalam suatu sampel.

“Memadukan sensor yang sensitif dan teknologi machine learning, alat ini diharapkan dapat mendeteksi protein Aβ dan protein dalam darah,” ujarnya dikutip dari laman UGM, Senin (5/8/24).

Baca Juga : ONMIPA-PT 2024, Mahasiswa UGM Sabet 16 Medali

Rofii mengenang riset yang mereka lakukan tak selalu berjalan mulus. Sesekali dia dan timnya mengalami beberapa kendala di lapangan, alah satu tantangannya adalah meningkatkan akurasi pendeteksian dari sensor yang dibuat.

“Kita sempat mengalami tantangan dalam hal menentukan membran yang paling optimal dan pemilihan machine learning untuk digunakan pada sensor,” jelasnya.

Rofii berharap inovasi lidah elektronik bisa menjadi metode untuk diagnosis penyakit alzheimer melalui sampel darah dengan akses mudah tanpa SDM ahli, cepat, dan terjangkau.

Penyakit Alzheimer menjadi salah satu penyakit neurodegeneratif progresif, ditandai penurunan fungsi otak, terutama dalam hal daya ingat, penalaran, dan keterampilan berpikir. Hingga saat ini, alat diagnostik penyakit Alzheimer masih memiliki beberapa keterbatasan seperti invasif, mahal, dan tidak bisa dilakukan secara massal. (mci/hm24)

Syahrial Siregar
Syahrial Siregar
Alumni STIK-P Medan. Menjadi jurnalis sejak 2008 dan sekarang redaktur untuk portal mistar.id

Related Articles

Latest Articles