17.5 C
New York
Monday, April 29, 2024

Waspada! Radang Otak Langka Meningkat Selama Pandemi Covid-19

MISTAR.ID

Infeksi virus Corona Covid-19 memberikan dampak yang sangat beragam, termasuk pada sistem saraf pusat. Sebuah kondisi radang otak langka dilaporkan mengalami peningkatan sejak pandemi menyebar ke seluruh dunia.

Tim peneliti dari University College London melaporkan peningkatan kasus acute disseminated encephalomyelitis (ADEM). Jika sebelumnya hanya ditemukan satu kasus perbulan pada orang dewasa, saat ini mereka menemukannya tiap pekan.

“Peningkatan yang mengkhawatirkan,” sebut pada peneliti, dikutip dari Foxnews, Jumat (21/8/20).

Peningkatan jumlah pasien dengan gangguan neurologis dikatakan tidak selalu berhubungan dengan keparahan gejala pada sistem pernapasan.

5 Gejala Aneh Virus Corona, Mulai dari Infeksi Jantung hingga Radang Otak

Sejak kemunculan pertamanya di akhir 2019 lalu, virus Corona Covid-19 mulai menyerang atau menginfeksi pada beberapa organ manusia. Utamanya virus ini menyerang paru-paru yang bisa menyebabkan pneumonia, gagal nafas, bahkan kegagalan organ multiple.

Baca juga: Penegakan Hukum Protokol Kesehatan di Sumut Sudah Berlaku

Setelah seseorang terinfeksi, akan muncul berbagai gejala seperti demam, batuk, dan sesak napas. Namun, ada juga beberapa gejala aneh yang menyerang berbagai organ vital tubuh, seperti jantung.

Baca juga: Dampak Covid-19 Pesantren Dapat Kucuran Dana Rp2,59 Triliun

Mengutip dari National Geographic, berikut ini gejala-gejala aneh dan langka yang telah diteliti pada pasien Covid-19.

1. Kemungkinan infeksi jantung

Selain menimbulkan kerusakan pada paru-paru, virus Corona ini tampaknya bisa menimbulkan kerusakan pada jantung juga. Menurut penelitian di China, satu dari lima pasien Covid-19 disebut mengalami cedera pada jantungnya.

Jantung adalah organ terpenting yang bertugas untuk memompa darah ke seluruh tubuh, termasuk memasok oksigen dari paru-paru. Jika virus menyerang paru-paru, organ ini akan kurang efektif untuk memasok aliran darah.

Infeksi ini juga bisa menyempitkan arteri jantung, sehingga pasokan darah ke seluruh tubuh akan lebih sedikit. Lalu, jantung akan bekerja lebih keras hingga menyebabkan tekanan berlebih pada jantung.

Selain itu, satu gejala yang tidak biasa dan belum bisa dijelaskan adalah miokarditis, yaitu peradangan akibat infeksi yang bisa melemahkan otot jantung. Meskipun sampai saat ini belum ada yang bisa meyakinkan bahwa virus bisa menyerang otot jantung.

“Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana kita harus merawat pasien saat ini. Jika ada laki-laki berusia 75 tahun datang dengan keluhan sakit di dada, apakah itu serangan jantung atau Covid-19?” jelas profesor kardiologi di University Feinberg School of Medicine, Robert Bonow.

2. Pembekuan darah misterius

Pada sebagian pasien Covid-19, terjadi pembekuan darah. Seorang dokter dari Jerman, Rudolf Virchow menyebutkan tiga kemungkinan alasan yang bisa membuat darah membeku secara abnormal, yaitu:

– Jika ada lapisan pembuluh darah terluka, sehingga bisa melepaskan protein yang memicu pembekuan.
– Terjadi gumpalan yang disebabkan oleh berhentinya aliran darah.
– Kondisi pembuluh darah menjadi kacau, karena trombosis atau protein sirkulasi yang memperbaiki luka. Hal ini biasanya terjadi karena penyakit bawaan.

“Saya pikir, kami memiliki bukti bahwa tiga alasan ini sangat berperan untuk mengobati orang yang terlibat dengan Covid-19,” kata profesor Kedokteran di rumah sakit University of Pennsylvania, Adam Cuker.

Namun, sampai saat ini belum ada yang mengetahui bagaimana darah bisa menggumpal dan terjadi di berbagai organ tubuh. Profesor Cuker mengatakan akan terus meneliti gejala ini dengan perspektif yang lebih luas.

3. Stroke tak terduga

Pembekuan darah tersebut bisa meningkat menjadi gejala lainya yaitu stroke, meski tanpa ada gejala serta faktor risiko dari jantung. Meskipun mengejutkan, gejala ini seharusnya sudah bisa diperkirakan sebelumnya.

Hal ini mengingat pada kasus wabah SARS pada 2002-2003 juga menunjukkan gejala yang sama, tapi dari strain yang berbeda. Namun gejala ini masih belum bisa dijelaskan secara detail bagaimana itu bisa terjadi.

“Hampi semua hal yang kita lihat pada Covid-19 saat ini adalah hal-hal yang mungkin telah diperkirakan akan terjadi,” ujar Kenneth Tyler, Ketua Departemen University of Colorado School of Medicine.

4. Radang otak

Adapun beberapa kasus yang menghubungkan pasien Covid-19 mengalami ensefalitis atau radang otak. Selain itu, ada juga sindrom yang disebut Guillain-Barré, yaitu kondisi sistem kekebalan tubuh yang menyerang saraf.

Di kasus yang lebih ringan, ensefalitis bisa menyebabkan gejala seperti flu. Jika kasus lebih parah, hal yang mungkin terjadi bisa menyebabkan kelumpuhan, kejang, dan kebingungan.

Para ilmuwan sampai saat ini masih terus menggali informasi untuk mengetahui mekanisme dari sindrom Guillain-Barré. Selain itu, mereka juga terus meneliti kemungkinan adanya keterkaitannya dengan sistem kekebalan tubuh.

5. Ruam

Gejala lain yang belum lama ditemukan dan dipastikan menjadi salah satu tanda seseorang terinfeksi virus Corona adalah adanya luka seperti ruam, hingga mirip sindrom Kawasaki.

Menurut profesor ahli Dermatologi di University of California, Profesor Kanade Shinkai, mengatakan untuk mengetahui gejala-gejala ini memerlukan penelitian yang lebih banyak. Di Italia bahkan telah mengidentifikasi 20 persen pasien COVID-19 mengalami gejala ruam ini. (detik/hm06)

Related Articles

Latest Articles