16.5 C
New York
Saturday, October 5, 2024

Varian Baru Virus Oz Ditemukan, Disebabkan oleh Kutu Mungil

Jakarta, MISTAR.ID

Setelah umat dunia dihadapkan dengan pandemi Covid 19, kini ilmuwan dan peneliti sedang sibuk meneliti virus Oz.

Virus Oz adalah anggota baru dari keluarga thogotovirus. Berasal dari 3 pupa Amblyomma testudinarium (remaja) yang dikumpulkan pada tahun 2018 di Prefektur Ehime, Jepang. Hasil penelitian sementara, Virus ini menular dari hewan ke manusia.

Virus tersebut memungkinkan manusia dan mamalia lain untuk menjadi inangnya.

Baca juga: Sudah Ada Korbannya, Apa Itu Virus Oz?

Salah satu kekhawatiran tentang virus Oz adalah kemampuannya untuk menyebar dengan cepat dan melintasi batas spesies. Beberapa kasus penularan pada manusia telah dilaporkan, meskipun penularan dari manusia ke manusia belum sepenuhnya dikonfirmasi. Virus ini diperkirakan berasal dari kontak dengan hewan di Ozlandia, tetapi mekanisme penularannya masih belum diketahui.

NHK (Nippon Hoso Kyokai) melaporkan pada hari Jumat, (23/6/23) bahwa seorang wanita berusia 70 tahun meninggal di Jepang setelah 26 hari perawatan. Kementerian Kesehatan Jepang mengatakan seorang wanita di prefektur Ibaraki meninggal karena miokarditis, radang otot jantung.

Antibodi terhadap virus Oz telah ditemukan pada hewan liar seperti monyet Jepang, babi hutan dan rusa di prefektur Chiba, Gifu, Mie, Wakayama, Yamaguchi dan Oita. Dua di antaranya juga ditemukan memiliki antibodi terhadap virus Oz setelah darah 24 pemburu di Prefektur Yamaguchi diuji. Ini menunjukkan bahwa mereka sebelumnya terinfeksi.

Baca juga: Waspada! Virus Baru Mematikan Ditemukan di Jepang

Kutu yang dianggap bertanggung jawab atas virus ini bersisik dan panjangnya sekitar 3 sampai 4 mm. Tidak seperti kutu yang biasa ditemukan di rumah dan lebih sering ditemukan di hutan dan semak-semak.

Pada manusia, thogotovirus telah menyebabkan ensefalitis (radang otak), demam, bahkan kematian. Di saat yang sama, virus ini juga bisa menyebabkan keguguran pada ibu hamil.

Menurut kementerian Jepang, tindakan pencegahan terbaik adalah menghindari kontak kulit dengan kutu tersebut. Kementerian juga merekomendasikan agar orang-orang di sekitar semak-semak memakai baju lengan panjang dan celana panjang untuk mencegah kutu daun, terutama dari musim semi hingga musim gugur, saat serangga paling aktif.

Baca juga: Virus ASF, Harga Daging Babi Turun dan Peternak Lokal di Siantar Menjerit

Kementerian Kesehatan Jepang merekomendasikan untuk mengenakan pakaian yang menutupi kaki Anda saat meninggalkan rumah untuk melindungi diri dari kutu. Selain itu, obat nyamuk juga bisa menjadi cara untuk mencegah tertularnya virus Oz.

Institut Nasional Penyakit Menular Tokyo telah mengumumkan bahwa saat ini tidak ada vaksin untuk melawan virus Oz, yang hanya ada di Jepang. Infeksi virus Oz diyakini ditularkan melalui gigitan kutu, khususnya Testudinarium amblyomma.

Tjandra Yoga Aditama, direktur studi pascasarjana Universitas YARSI, mengimbau pemerintah Indonesia tidak menganggap remeh laporan kematian akibat virus Oz, seperti yang terjadi di Jepang beberapa waktu lalu.

Baca juga: Virus Flu Babi Afrika Kembali Merebak, Ini Langkah Antisipasi Dinas Hanpang Siantar

“Kita tidak boleh meremehkan adanya penyakit baru, tetapi kita juga tidak perlu terlalu khawatir. Jangan langsung mengambil kesimpulan karena informasi ilmiahnya belum sepenuhnya ada,” ujarnya, Selasa, (27/6/23), di Jakarta, seperti dikonfirmasi Antara. (Tempo/hm21).

Related Articles

Latest Articles