19 C
New York
Sunday, May 19, 2024

Terapi garam Sudah Ditemukan Sejak 1843

Seiring berjalannya waktu, tempat-tempat penambangan garam banyak diubah menjadi fasilitas terapi. Bahkan, beberapa negara seperti Polandia, Rusia, Belarusia, Rumania, Azerbaijan, Armenia, Slovakia, dan Ukraina secara terbuka menggunakan terapi ini untuk kesehatan.

Pada 1980, Institut Penelitian Sains Odessa di Ukraina berhasil mengembangkan perangkat Haloterapi. Sekarang, perangkat tersebut dikenal sebagai mesin untuk menghancurkan garam dan menjadi alat modern untuk terapi garam.

Tujuan terapi agar partikel-partikel garam yang sangat kecil dapat dihirup oleh paru-paru. Terapi ini diyakini memiliki manfaat dalam meredakan berbagai masalah kulit dan gangguan pernapasan.

Baca juga: Terapi Kanker Berdasarkan Pemetaan Genomik Tumor Hadir di Indonesia

Sebab, garam memiliki sifat alami sebagai agen anti-inflamasi dan antibakteri. Setelah dihirup, garam dapat membantu mencairkan lendir di hidung dan saluran pernapasan, sehingga lendir tersebut lebih mudah untuk dikeluarkan.

Selain itu, garam juga mampu menarik patogen, partikel kotoran, dan polutan yang mungkin telah terhirup. Di samping itu, partikel garam dapat merangsang gerakan alami silia di tubuh. Silia ini membantu menjaga kebersihan saluran pernapasan dengan mengeluarkan lendir dan kotoran. (mtr/hm20)

 

Related Articles

Latest Articles