20.4 C
New York
Friday, September 27, 2024

Kematian Akibat Kanker Penis Meningkat di Berbagai Negara

Jakarta, MISTAR.ID

Jumlah kasus dan angka kematian akibat kanker penis mengalami peningkatan di berbagai belahan dunia, termasuk Brasil. Selama periode 2012-2022, Kementerian Kesehatan Brasil mencatat adanya 21.000 kasus kanker penis, dengan angka kematian mencapai 4.000.

Dalam satu dekade terakhir, lebih dari 6.500 amputasi telah dilakukan, atau rata-rata satu amputasi setiap dua hari. Negara bagian Maranhao, yang merupakan daerah termiskin di Brasil, mencatat tingkat kasus tertinggi di dunia dengan 6,1 kasus per 100.000 pria.

Selain di Brasil, peningkatan kasus kanker penis juga terjadi di berbagai belahan dunia. Pada 2022, jurnal JMIR Public Health and Surveillance mempublikasikan hasil analisis yang melibatkan data terbaru dari 43 negara. Laporan tersebut menunjukkan bahwa jumlah kasus kanker penis tertinggi pada periode 2008-2012 terjadi di Uganda (2,2 kasus per 100.000 pria), diikuti oleh Brasil (2,1 kasus per 100.000 pria) dan Thailand (0,1 per 100.000 pria).

Ketua Kolegium Urologi Indonesia, Prof. dr. Chaidir A. Mochtar, SpU(K), PhD, menjelaskan bahwa gejala kanker penis umumnya berupa benjolan yang tumbuh di daerah corona glans penis atau di bawah kepala penis.

Baca juga: Berikut Gejala Kanker Usus Besar Wajib Diwaspadai

“Korona penis biasa terjadi di bagian kepala hajinya itu. Di bawah kepala hajinya itu kan ada lehernya. Di pertemuan antara si kulit sama kepala hajinya. Gejalanya bisa kelihatan secara fisik,” kata Chaidir di Jakarta Selatan, seperti dilansir dari detik, Jumat (21/6/24).

Chaidir menekankan pentingnya menjaga kebersihan penis. Kurangnya kebersihan adalah salah satu faktor risiko kanker penis. Selain itu, kondisi seseorang yang tidak disunat juga berkontribusi terhadap risiko kanker penis.

“Kondisi sunat atau tidak, itu juga ada pengaruh. Sebenarnya sunat yang berpengaruh terhadap penurunan jumlah kasus kanker penis adalah sunat waktu neonatus. Itu adalah sunat di bawah satu bulan setelah lahir,” sambungnya.

“Dari pengalaman, lebih banyak yang nggak disunat yang mengalami kanker penis tersebut. Dibanding yang disunat. Bukan berarti yang disunat tidak bisa kena kanker penis, nggak juga. Sebenarnya lebih sedikit aja,” tambahnya.

Baca juga: Alice Norin Didiagnosa Kanker Sarkoma

Tim peneliti yang dipimpin oleh Leiwen Fu dan Tian Tian dari Universitas Sun Yat-Sen, China, mengatakan jumlah kasus dan angka kematian kanker penis di negara-negara berkembang masih lebih tinggi.

“Kini, jumlah kasusnya meningkat di sebagian besar negara-negara Eropa,” kata Leiwen. (detik/hm20)

Related Articles

Latest Articles