Jakarta, MISTAR.ID
Hingga akhir Oktober 2023, kasus cacar monyet terus alami peningkatan. Menurut Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, penyebaran kasus cacar monyet dengan pola seperti gunung es dan dapat menyebar diam-diam pada kelompok tertutup, membuatnya berpotensi menjadi endemi.
“Kelompok tertutup ini adalah mereka yang memilih seks bebas dengan sering berganti pasangan, berhubungan seks tanpa pengaman, bahkan bagi mereka yang menderita HIV,” ungkap Prof. Dicky, Selasa (31/10/23).
“Terutama jika mulai menular pada hewan domestik di Indonesia. Hal ini akan menjadi masalah serius, dan upaya pemberantasannya akan semakin sulit jika penyakit ini menular ke hewan asli di Indonesia,” lanjutnya.
Kemudian, masih kata Prof. Dicky, sifat penyebaran yang tertutup ini membuat cacar monyet tidak terdeteksi lebih dini.
Baca juga: Puskesmas Tanah Jawa Ajak Warganya Waspadai Cacar Monyet
“Selain itu, variasi gejala penyakit ini sangat beragam, dan tidak semua kasus langsung berat,” tambahnya.
Walaupun cacar monyet dapat diobati, Prof. Dicky meminta pemerintah dan masyarakat tidak menganggapnya sepele. Sebab, penyakit yang disebabkan oleh virus monkeypox ini memiliki kemampuan penularan yang tidak biasa.
Prediksi Prof. Dicky, jika peningkatan kasus di Indonesia terus terjadi, virus ini berpotensi bermutasi dan membuatnya lebih efektif menular antar manusia.
