Meskipun perang Diponegoro berakhir dengan meninggalnya Diponegoro pada tahun 1855, kisah patriotisme dan perlawanannya menginspirasi generasi pribumi pada awal abad ke-20 untuk melawan penjajah.
Potret atau lukisan Diponegoro sering dipajang di tempat-tempat pertemuan aktivis pergerakan dan digunakan sebagai poster dalam kongres Muhammadiyah pada tahun 1931. Bahkan, ‘Babad Diponegoro,’ yang ditulis tangan oleh Diponegoro, diakui oleh UNESCO sebagai warisan dunia pada tahun 2013.
Baca juga:Â Tuan Rondahaim Saragih Garingging Layak Sandang Gelar Pahlawan Nasional
Pangeran Diponegoro diabadikan dalam uang Rupiah pertama yang diterbitkan oleh Bank Indonesia pada uang kertas Rp100 Seri Kebudayaan tahun 1952. Uang ini menampilkan gambar Diponegoro serta gambar burung Garuda dalam bentuk ukiran sebagai kendaraan Dewa Wisnu, makhluk mitos dalam agama Hindu.
Di bagian belakang uang, terdapat corak burung Garuda yang diformat secara stylized dan saling berhadapan. Pada tahun yang sama, juga diterbitkan koin nominal 50 sen dengan gambar Diponegoro. Bank Indonesia kemudian mengeluarkan uang kertas emisi Diponegoro dengan nilai nominal Rp1.000 pada tahun 1975. (mtr/hm20)
